POLITIKAL.ID - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan penyebaran virus corona (Covid-19) telah memberikan gejolak ekonomi yang serius. Menurutnya, diperlukan policy response serta tindakan pemerintah yang sigap dan tepat.
SBY menyatakan gejolak perekonomian global akibat pandemi corona juga sudah terlihat. Ia menyebut pandemi virus corona sudah membuat harga-harga saham, minyak, dan nilai tukar mata uang rontok.
Selain itu, kata SBY, virus corona ini juga menggoyahkan pilar dan fundamental perekonomian banyak negara, termasuk Indonesia. Ia meminta pemerintahan Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak terlambat merespons penyebaran virus yang sudah menjangkit 172 orang di Indonesia.
"Melalui artikel ini saya hanya ingin mengingatkan agar Indonesia tidak terlambat menjalankan "policy response" dan aksi-aksi nyata yang diperlukan. Jangan "too little and too late"," kata SBY Dalam tulisan di laman Facebook resminya, dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (18/3).
Mantan ketua umum Partai Demokrat mengingat kembali krisis ekonomi yang terjadi pada 1998 dan 2008. Menurutnya, pada 1998 ekonomi Indonesia tak selamat, sementara pada 2008 berhasil selamat dari krisis ekonomi global.
Menurut SBY, banyak pakar ekonomi, pemimpin dunia usaha, dan elemen pemerintah di sejumlah negara khawatir pandemi Covid-19 bisa membuat dunia jatuh ke dalam 'resesi yang dalam dan panjang'.