Sedangkan untuk para politikus PDIP seperti Hasto Kristiyanto, Adian Napitupulu, dan Masinton Pasaribu, dianggap berperan karena sering menyerang Prabowo dan Jokowi.
Untuk Adian Napitupulu dan Masinton Pasaribu, Tedja menilai dua sosok tersebutlah yang memunculkan isu tentang 3 periode sebagai keinginan Jokowi.
"Pernah memunculkan ide mengenai pemakzulan Presiden Jokowi. Di sini kita belajar, semakin diserang Pak Jokowi, semakin turun elektabilitasnya Ganjar," ujarnya.
Sementara itu, Tedja juga mengucapkan terima kasih untuk Ganjar Pranowo yang melakukan blunder fatal, terutama terkait gagalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia tahun lalu.
Tedja menilai, Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster memancing kemarahan para pecinta sepak bola tanah air, karena mementingkan politik, ketimbang olahraga.
"Pak Ganjar Pranowo ini ucapannya menggagalkan Piala Dunia U-20. Begitu pula Pak I Wayan Koster. Harusnya mereka berdua menghargai upaya pemerintah yang dipimpin Jokowi. Karena ucapan Anda berdua, gagal deh itu. Jangan salahkan pecinta bola yang maunya dulu pilih Anda, sekarang pilih Pak Prabowo," ungkapnya.
Tedja mengatakan Prabowo-Gibran sebenarnya mendapatkan limpah suara dari pendukung Ganjar-Mahfud akibat blunder tokoh PDIP dan capresnya sendiri.
"Saya dimasukkan ke dalam grup WhatsApp hampir 100 grup saya dimasukkan tanpa saya minta. Di situ pendukung Pak Prabowo berasal dari Ganjaris, orang yang sebelumnya mendukung Ganjar," kata dia.
"Mereka kecewa, karena makin hari terus saja Jokowi diserang. Jadi mereka hilang simpatinya pada Ganjar, jadi simpatinya sekarang ke Pak Prabowo," tambahnya.