POLITIKAL.ID - Usai peristiwa gerakan 30 September (G30S) Tahun 1965-1966, Menko Polhukam Mahfud MD menyebut presiden ke-3 RI B.J. Habibie sempat menjadi eksil di Jerman lantaran tidak diperbolehkan pulang ke Tanah Air.
Ia mengatakan Habibie kala itu telah rampung menyelesaikan studinya di Jerman. Namun, tidak bisa pulang ke Indonesia karena ada larangan bagi mahasiswa yang berkuliah di kawasan Eropa pulang ke Indonesia saat zaman Orde Baru.
"Saya selalu beri contoh ya Pak Rahardi Ramelan dan Pak Habibie, itu sekolah pas lulus tidak bisa pulang karena kebijakan ini, padahal mereka tidak tahu menahu," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (23/6).
Namun, Mahfud mengatakan nasib Habibie lebih mujur ketimbang eksil lainnya. Soeharto, kata Mahfud, sempat bertemu Habibie ketika sedang di luar negeri. Ia mengatakan Soeharto menyuruhnya pulang ke untuk membantu Indonesia.
"Kebetulan Pak Habibie itu ketemu Pak Harto, ditanya, 'kamu kok ada di sini Habibie?'. 'Loh Pak saya enggak boleh pulang, yang disekolahkan oleh Bung Karno enggak bisa pulang'. 'Loh kalau begitu kamu pulang, bantu negara ini'," kata Mahfud.
Alhasil, Mahfud mengatakan Habibie kemudian pulang ke tanah air. Habibie sempat menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi era Soeharto.
Dilanjut sebagai wakil presiden. Kemudian, Habibie menjabat sebagai Presiden ke-3 menggantikan Soeharto pada 1998.