Sampai tokoh-tokoh besar, bintang 4, mantan Gubernur, mantan Menteri, mantan ketua ormas Islam besar, supaya agak tenang dikit. Dalam keadaan normal biasanya pintar, tapi kalau sudah kayak begini pintarnya hilang, emosinya yang mempengaruhi," ungkap Jimly Asshiddiqie dalam podcast YouTube PANANGIAN SIMANUNGKALI, Selasa (!2/3/2024).
Cara-cara yang ditempuh Din Syamsuddin Cs menurut Jimly tak berbeda jauh dengan politik jalanan.
"Emosi pakar sama orang jalanan mirip-mirip saja kalau sudah soal kekuasaan," ujarnya.
Dalam tayangan tersebut, Jimly Asshiddiqie juga prihatin dengan apa yang menimpa Presiden Jokowi setelah putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka ikut dalam kontestasi Pilpres 2024.
Menurut Jimly Asshiddiqie, publik dan para tokoh selama ini salah sasaran dengan mengalamatkan kebencian pada Jokowi.
Padahal, kata Jimly, Jokowi tidak terlibat dalam majunya Gibran sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto.
"Yang menarik adalah, begitu Gibran dipilih oleh Prabwo, bapaknya (Jokowi) tidak melarang, marah orang. Maunya orang, bapaknya melarang dong, kan gak bisa begitu. Maka selama berbulan-bulan ini sejak ditetapkan (Gibran sebagai cawapres) yang dimarahi orang dicaci maki orang, Jokowi bukan Prabowo," kata Jimly.
"Jadi Prabowo itu menikmati, padahal dia yang membuat keputusan, yang kena marah (rakyat) Jokowi. Kasihan juga itu," tambah mantan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) ini sambil tertawa.
Meski demikian, Jimly tak menampik bahwa dengan semakin dibencinya Jokowi, justru memantik rakyat untuk memberikan dukungan pada Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Sehingga, menurut Jimly kemenangan Prabowo-Gibran bukan karena kecurangan, melainkan murni strategi politik.