POLITIKAL.ID - Aksi kampanye Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jakarta dikeluhkan warga.
Kampanye PSI dengan maksud menyapa warga DKI Jakarta dengan selebaran mirip Surat Tagihan justru berujung blunder.
Selebaran PSI yang mirip Surat Tagihan tersebut ramai-ramai dikeluhkan di media sosial.
PSI menggunakan selebaran mirip Surat Tagihan dengan format yang sudah diubah, dan dikirim ke alamat rumah warga melalui ojek online.
Warga malah resah dengan kampanye PSI tersebut, dan mempertanyakan dari mana PSI mendapatkan data lengkap warga.
Berikut isi Surat Tagihan PSI:
Tanggal jatuh tempo 14 Februari 2024; total tagihan: masa depan generasi muda; serta pembayaran minimal: sumbang suaramu di Pemilu.
Selebaran itu juga memuat potret Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep serta caleg di DKI Jakarta.
Menanggapi keluhan, PSI meminta maaf inovasi kampanye lewat surat yang mereka kirimkan ke rumah warga telah membuat sejumlah pihak merasa khawatir terkait potensi penyalahgunaan data.
Ketua DPW PSI DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina menyebut surat-surat yang dikirimkan itu sebagai bentuk keinginan PSI untuk menyapa para pemilih.
Harapannya PSI dan para caleg dapat dikenal lebih dekat oleh calon pemilih.
"Kami memohon maaf jika kegiatan literasi politik ini menimbulkan ketidaknyamanan," kata Elva mengutip CNNIndonesia.com, Jumat (2/2/2024).
Eva menjelaskan Surat Tagihan itu memang dibuat PSI dengan format kampanye yang berisi rekam jejak wakil legislatif PSI di DPRD.
Elva mengklaim data nama dan alamat yang digunakan PSI berasal dari data DPT 2019 milik KPU. Menurutnya data-data tersebut dapat diakses oleh seluruh partai politik peserta Pemilu.
"Data yang diberikan KPU hanya berisi nama dan alamat, tidak meliputi NIK, tanggal lahir dan lain-lain," kata Elva.
(REDAKSI)