Sabtu, 27 April 2024

Pembunuhan Ilmuwan yang Dilakukan Israel Bisa Picu Perang Teluk dengan Iran

Senin, 30 November 2020 1:21

IST

Sedangkan perang dianggap sebagai jalan terakhir bagi semua pihak.

Di saat AS dan aliansi memiliki kemampuan dalam melakukan serangan. Tapi tidak demikian dengan Iran. Teheran hanya memiliki semangat.

Iran saat ini mengalami pelemahan di beberapa bidang.

Covid-19 telah melumpuh kota-kota dan mengakibatkan para pejabat seniornya terinfeksi. Ekonomi Iran pun terkena resesi.

Namun demikian, semangat yang dimiliki Iran tidak bisa dipandang remeh. Iran memiliki semangat untuk balas dendam.

Mereka juga memiliki pasukan yang loyal dan rakyat yang setia.

Meskipun semua keputusan perang atau tidak sangat tergantung dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Program Nuklir Iran Terus Berjalan

Pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, tidak akan berdampak serius terhadap program nuklir negara tersebut.

Insiden tersebut justru akan membuat kesepakatan untuk membatasi program nuklir Iran sulit dikendalikan.

Israel merupakan negara yang diyakini sebagai dalang pembunuhan Fakhrizadeh.

Badan intelijen Israel, Mossad, dilaporkan di belakang aksi pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran lainnya.

Para pejabat Israel membenarkan kalau agen Mossad memang kerap mengincar para ilmuwan nuklir tersebut.

Kematian ilmuwan Iran itu merupakan rangkaian serangan yang terakhir dengan tudingan arsiteknya adalah Israel.

Menurut para mantan pejabat, pemerintahan Barack Obama dulu pernah meminta Israel tidak melanjutkan program pembunuhan ilmuwan Iran pada 2013 ketika Teheran mau bergabung dengan perundingan untuk menghentikan aktivitas nuklirnya.

Pada pemerintahan Joe Biden mendatang dipastikan dia juga akan menentang program pembunuhan para ilmuwan tersebut.

Apalagi, Biden juga akan menghidupkan kembali program perjanjian nuklirnya dengan Iran yang ditinggalkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

“Saya pikir mereka (Israel) telah mendapatkan lampu hijau dari Washington,” kata Dina Esfandiary, peneliti di Century Foundation, salah satu think tank ternama.

“Saya tidak berpikir tidak akan melakukannya tanpa (persetujuan Washington),” imbuhnya.

Apa motif pembunuhan ilmuwan tersebut? Esfandiary menegaskan, itu dilakukan untuk melakukan menekan Iran melakukan hal bodoh agar menjamin pemerintahan Biden bisa terikat ketika mereka mulai melaksanakan negosiasi dan menurunkan ekskalasi.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait