Sebab, sebelumnya mereka memiliki kedekatan kultural secara sosial maupun politik.
“Tentu tidak mungkin menarik-narik Habib Rizieq ke dalam partai politik. Langkah kunjungan itu lebih terlihat sebagai silaturahmi dan semacam kangen-kangenan. Namun demikian, karena ketokohan Habib Rizieq tentu memberi pengaruh politik pada publik,” tuturnya.
Kini muncul dorongan agar Habib Rizieq dan pemerintah melakukan Islah.
Ubedilah mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak harus menemuinya karena tidak ada yang mewajibkannya.
“Pertemuan dengan Habib Rizieq sudah didahului Anies Baswedan. Jika Jokowi melakukan itu, berarti mengikuti cara Anies. Sesuatu yang terlambat,” pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di sindonews.com dengan judul "Kepulangan Habib Rizieq Belum Bisa Dimaknai sebagai Kebangkitan Politik Islam"