POLITIKAL.ID - Berita Nasional yang dikutip POLITIKAL.ID tentang jasa influencer yang dilibatkan oleh pemerintah.
Pelibatan influencer dalam program yang dijalankan pemerintah ternyata memantik persoalan baru. Apalagi, Indonesia Corruption Watch (ICW) belakangan lalu menemukan anggaran pemerintah senilai Rp90,45 miliar dalam kurun waktu 2017-2020 yang digelontorkan untuk para influencer.
Peneliti Bidang Sosial The Indonesian Institute (TII) Vunny Wijaya mendorong pemerintah untuk meninjau kembali apakah program yang sudah menghabiskan dana miliaran rupiah tersebut berjalan efektif atau tidak. Ia tak menampik jika di era kolaborasi dan digital seperti saat ini, pemerintah dimungkinkan berkolaborasi dengan banyak pihak termasuk penggiat media sosial yang salah satunya adalah influencer.
“Adanya influencer memungkinkan program-program pemerintah dapat diinformasikan dan dikemas dengan lebih menarik. Tetapi perlu dilihat dulu muatan informasi yang disampaikan itu apa. Kalau misalnya promosi atau produk wisata menurut saya boleh-boleh saja dengan catatan harus tetap ada kriteria yang jelas untuk target yang ingin dicapai dan evaluasi dampaknya,” jelas Vunny dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews , Selasa (25/8/2020).
Ia menilai komunikasi influencer cenderung satu arah. Bahkan, dari apa yang terjadi baru-baru ini, tampaknya influencer yang dilibatkan juga tidak selalu paham tentang isi materi yang dikampanyekan. Hal ini menurutnya perlu menjadi perhatian bersama.