"Ada kemungkinan (digaet PKS) karena justru kemarin itu PKS yang membangun komunikasi. Sempat dari PKS menghubungi karena petahana (Mohammad Idris, Wali Kota Depok usungan PKS pada 2015) justru punya pikiran untuk maju independen," kata Zaki.
"DPP PKS yang pada 2019 menentukan caleg se-Indonesia, orangnya komunikasi dengan kami," tambah dia.
Di sisi lain, dalam deklarasinya 23 Desember 2019 lalu, Yurgen-Zaki sempat menyebutkan bahwa selama 15 tahun terakhir, Kota Depok dikelola secara amatir dan tidak ilmiah. Lantas, jika salah satu dari mereka atau mereka berdua digaet PKS yang merupakan wajah lama di Depok, akankah reputasi "wajah baru dan muda" yang mereka bangun luntur?
"Saya pikir (jika digaet PKS), kami harus melihat lihat siapa yang menjadi partner kami nantinya. Kami berusaha untuk tidak kawin dengan wajah lama yang hari ini dikritik," kata Zaki.
"PKS itu pengusung petahana yang hari ini (Mohammad Idris), tapi (sekarang) sangat dinamis di dalam," tambah dia.
Zaki menganggap, keberadaan mereka sebagai figur yang "dijual" PKS seandainya jadi bergabung, malah akan memberi warna pada partai itu.
"Buat kami tidak menjadi masalah, karena entah Yurgen atau saya, salah satu bisa mewarnai di dalam dan akan memberikan satu produk baru," ujar dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yurgen-Zaki Mulai Pertimbangkan Partai Politik untuk Maju di Pilkada Depok 2020", https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/12/05410771/yurgen-zaki-mulai-pertimbangkan-partai-politik-untuk-maju-di-pilkada?page=3.