POLITIKAL.ID - Bakal calon wali kota dan wakil wali kota Depok dari jalur independen, Yurgen Sutarno dan Reza Zaki berlomba dengan waktu untuk menghimpun 85 ribu KTP dukungan agar bisa maju di Pilkada Depok 2020.
Dalam sepekan waktu tersisa hingga 18 Februari 2020, mereka mesti meraup 25 ribu lembar KTP lagi. Jumlah itu nyaris dua kali lipat perolehan sementara jumlah KTP yang mereka terima saat ini, yaitu sekitar 15 ribu KTP per pekan. Reza Zaki tak menampik bahwa keadaan mereka belum sepenuhnya aman. Ia berujar, demi mengamankan tempat dalam kontestasi 5 tahunan itu, mereka tak akan menutup pintu dari lamaran partai politik.
"Buat saya, politik itu dinamis, sehingga bisa masuk dari mana saja," ujar Zaki dihubungi Kompas.com, Senin (10/2/2020) sore.
Yurgen Sutarno dan Reza Zaki mendeklarasikan diri sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Depok dari jalur independen pada 23 Desember 2019. Mereka mengklaim bakal fokus pada tiga dari total delapan poin yang mereka sampaikan saat deklarasi, yakni isu pengangguran, harga sembako, dan kemacetan di Depok. Mencitrakan diri sebagai "wajah baru", ditambah niat maju sebagai calon independen membuat pasangan Yurgen-Zaki sebagai calon alternatif.
Namun, jika terjepit keadaan jumlah dukungan melalui KTP yang tak mencapai target, Zaki menganggap bahwa menitipkan satu di antara mereka jadi satu-satunya jalan buat meloloskan gagasan mereka ke dalam kontestasi. Menurut dia, opsi itu lebih baik ketimbang memaksakan mereka maju berdua, tetapi mentok sebagai bakal calon lantaran kekurangan dukungan.
"Kalau Yurgen yang ditarik atau saya yang ditarik, ketika partai politik membutuhkan itu, saya fine-fine saja," ujar Zaki.
Dia menegaskan bahwa mereka tak sepercaya diri itu bakal dipinang partai politik.
"Percayakan itu pada kami dan kami akan mengurus itu dari dalam. Kami terus melakukan kalkulasi sampai detik-detik terakhir, bagaimana perubahan itu akan kami bawa. Salah satu dari kami tidak masalah," bebernya.