Virus baru seperti SARS-CoV-2 bisa lebih membahayakan kesehatan masyarakat, utamanya karena Arktik menjadi lebih padat penduduknya.
"Situasinya dapat jauh lebih berbahaya bagi tanaman, hewan, atau manusia yang terkena kebangkitan virus kuno," tulis peneliti.
"Sehingga, sah-sah saja untuk menduga bahwa virus kuno tetap bisa menginfeksi dan kembali ke lingkungan seiring dengan mencairnya permukaan tanah yang membeku," lanjut mereka.
Tim tersebut dibentuk untuk menggali virus-virus yang terkubur di Siberia dengan konteks, penelitian sebelumnya telah mengungkap virus berusia 30 ribu tahun.
Virus yang dihidupkan kembali ini dinamakan sebagai Pandoravirus yedoma. Virus tersebut memiliki ukuran yang cukup raksasa untuk dilihat menggunakan mikroskop cahaya.
Ahli virologi dari University of California Eric Delwart setuju bahwa virus-virus berukuran raksasa itu hanyalah permulaan untuk mengeksplorasi apa yang tersembunyi di bawah tanah beku. Walaupun Delwart tidak terlibat dalam penelitian ini, dia memiliki banyak pengalaman mengungkap virus-virus tumbuhan purba.
"Apabila penulis benar-benar mengisolasi virus hidup dari tanah beku kuno, kemungkinan virus mamalia yang lebih kecil dan sederhana juga akan bertahan dalam keadaan beku selama ribuan tahun," ujarnya kepada New Scientists. (Redaksi)