POLITIKAL.ID - Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti mencium gelagat Presiden Jokowi yang siap melancarkan dinasti politik sebelum lengser dari Presiden.
Sebenarnya dinasti politik Jokowi ini sudah terbangun sejak beberapa tahun lalu ketika putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka menjadi Wali Kota Solo.
Selain itu, menantu Jokowi, Bobby Nasution juga terpilih sebagai Wali Kota Medan.
Belakangan menyusul putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep yang mengambil alih partai politik sebagai Ketua Umum PSI.
Bukan tidak mungkin, dinasti politik Jokowi semakin berkembang jelang sang Presiden turun takhta.
Putri Jokowi, Kahiyang Ayu dan istri Kaesang, Erina Gudono berpotensi masuk ke politik karena popularitasnya.
Hal ini yang membuat Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti resah dan meminta rakyat Indonesia tidak kalah dengan satu keluarga saja.
"Yang jelas tadi yang dikatakan Eep, masa kita pemilik negeri ini, pemilik kedaulatan rakyat, bukan anak kos dari negeri ini, masa dikalahkan oleh 1 keluarga yang jumlahnya 5 orang itu? Jadi ini yang berkali-kali saya katakan sampai seperti kaset rusak gitu kan," ungkap Ikrar Nusa Bhakti dalam acara bertajuk 'Omon-omon Soal Oposisi', Minggu (10/3/2024).
Ikrar lantas meminta publik tidak kaget jika Indonesia terus 'dikuasai' oleh keluarga Jokowi.
Dia menduga bisa saja Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (DKJ) disahkan, dengan Presiden menunjuk langsung Gubernur DKJ. Dengan begitu, maka Pilkada di Jakarta tidak akan digelar lagi.
"Kalau ini dibiarkan, nanti kita lihat apakah UU mengenai DKJ nanti ternyata gol. Golnya maksudnya apa? Bahwa Gubernur DKJ, itu akan dipilih atau diangkat oleh Presiden langsung. Kalau itu terjadi, anda bisa bayangkan enggak akan ada lagi pilkada di DKI Jakarta," kata dia.
Ikrar juga menyinggung soal PSI dan Kaesang yang berpotensi lolos ambang batas parlemen 4 persen karena adanya kekacauan dalam rekapitulasi suara KPU.
Apalagi Gibran Rakabuming Raka telah menitipkan Kaesang dan PSI ke tim suksesnya agar dikawal.
"Anda bisa bayangkan, Gibran yang belum jadi apa-apa, itu bisa ngomong kepada tim suksesnya ya, bahwa 'tolong, tolong adik saya supaya suaranya itu bisa mencapai angka yang kemudian bisa masuk parlemen'. Saya ngomong gini bukan mustahil angka untuk 4 persen PSI masuk itu bisa terjadi kalau kita membiarkan perhitungan suara yang kacau itu di KPU itu terus berjalan," ujarnya.
Ikrar khawatir PSI mencuri suara sah dan tidak sah di Pemilu 2024.
Oleh sebab itu, Ikrar berpendapat, satu-satunya cara untuk meyakinkan angka suara tidak dicuri atau ditipu adalah dengan meminta Polri membagikan hasil resmi dari hitungan di seluruh TPS.
Jika itu bisa dilakukan, maka masyarakat sendiri bisa menghitung, mana penghitungan yang benar dan salah.
"Mudah-mudahan tidak dikurangi ataupun tidak berpindah. Karena kita tahu, sekarang angkanya banyak yang berpindah ya. Saya beri contoh misalnya kalau Eep ini dari partai A, dan itu kemudian ada suara beliau ini tidak masuk atau dianggap tidak sah, tiba-tiba angkanya diambil untuk PSI," katanya.
"Kalau itu terjadi, Anda bisa bayangkan kalau di tiap TPS itu terjadi, dikalikan yang tadi Eep katakan 823 ribu TPS lah, kalau misalnya dikali 1 tps itu 3 saja, dikali 823 (ribu), Anda bisa bayangkan, masuk dia (PSI ke DPR)," ucapnya menambahkan.
Ia juga mencium gelagat menantu Jokowi Bobby Nasution yang kemungkinan maju di Pilkada Sumatera Utara.
Hal itu terlihat dari pengangkatan Bobby Nasution menjadi tokoh nasional di Tapanuli Bagian Selatan.
Selain itu Ikrar mencurigai istri Kaesang, Erina Gudono, dan istri Gibran, Selvi Ananda akan ikut meramaikan politik di masa mendatang.
"Dan bukan mustahil jangan-jangan nanti istrinya Kaesang ataupun Gibran juga akan jadi pejabat mana. Calon bupati, nah ini kan. Tuh istrinya Kaesang akan jadi calon Bupati Sleman. Kaesang akan jadi calon Bupati Batang ya? Solo. Jangan emosi ya," pungkasnya.
(REDAKSI)