POLITIKAL.ID - Pernyataan politikus PDIP, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menyebut Presiden Jokowi tidak bisa bekerja, kini berbuntut panjang.
Sindiran Ahok tersebut telah memancing para loyalis Presiden Jokowi untuk melontarkan balasan.
Kini eks PDIP, Budiman Sudjatmiko dan orang kepercayaan Presiden Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan menyerang Ahok.
Budiman Sudjatmiko menganggap Ahok seperti kacang lupa kulitnya.
Pria yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu mengingatkan bahwa Jokowi lah yang sangat berperan menjadikan Ahok sebagai tokoh nasional.
"Kalau dianggap Pak Jokowi tidak bisa kerja, saya kira Pak Ahok lupa bahwa dia menjadi tokoh itu sebagian karena kerja Pak Jokowi," ujar Budiman Sudjatmiko, Rabu (7/2/2024).
Menurut Budiman, seharusnya Ahok tak perlu mempertanyakan kecakapan kerja Presiden Jokowi di depan umum.
Pasalnya, Ahok sendiri sudah sangat mengenal Jokowi yang pernah berpasangan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
"Pak Jokowi pernah mendampingi Pak Ahok sebagai gubernur. Saya kira Pak Ahok tidak perlu bertanya pada orang tuanya, tidak perlu bertanya pada pendetanya, tidak perlu bertanya pada kakaknya, adiknya. Dia (Ahok) hanya perlu bertanya pada hati nurani sendiri," ungkap mantan politikus PDIP itu.
Sementara itu, Luhut Binsar Pandjaitan juga turun gunung menghalau kritikan yang ditujukan untuk Presiden Jokowi.
Menurut Luhut, kepemimpinan Jokowi tidak perlu diragukan lagi sebagai seorang Presiden.
Contoh teranyar keberhasilan Jokowi menurut Luhut adalah mampu membawa dan menyelenggarakan F1 Powerboat (F1H20) dan Aquabike Jetski World Championship 2023 di Danau Toba, Sumatra Utara.
Kebetulan Luhut menyentil Ahok saat konferensi pers terkait kegiatan F1 Powerboat (F1H20) dan Aquabike Jetski World Championship 2023.
"Itu terjadi karena kerja sama kita semua dan di bawah kepemimpinan presiden Joko Widodo. Jadi kalau ada orang yang bilang pak Jokowi nggak bisa kerja, lihat dengan kepalanya," tegas Luhut di kantornya, Jakarta, Rabu (7/2/2024).
Ahok Klarifikasi
Seolah menyadari sindirannya ke Preiden Jokowi terlalu keras dan memancing serangan balik dari kubu lawan, Ahok langsung memberikan klarifikasi.
Politikus PDIP tersebut beralasan saat itu hanya bertanya tentang kinerja Gibran selama dua tahun menjadi Wali Kota Solo.
Pertanyaan tersebut, kata Ahok merupakan kegelisahannya merespons penunjukkan Gibran sebagai cawapres di Pilpres 2024.
"Kita khawatir kalau tiba-tiba Gibran yang naik. Kalau cuma dua tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan," ungkap Ahok.
"Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama jadi Wali Kota?" tambahnya.
Ahok meminta masyarakat tidak memotong-motong videonya dan menimbulkan kegaduhan.
Ia mengklaim telah diadu domba terkait pernyataan tersebut.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengaku punya maksud untuk menegaskan bahwa Jokowi tidak bisa bekerja sendiri.
Menurutnya kerja Jokowi bisa berjalan dengan lancar karena didukung partai politik, khususnya PDIP.
"Kan diadu domba nih, bilang nggak bisa kerja lah, macem-macem. Aduh, saya cuma bisa bilang, mana ada sih ornag bisa kerja yang sendiri, nggak dukung partai," ungkap Ahok.
Saat meluruskan pernyataannya, Ahok turut menyeret nama Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang dianggapnya mampu melahirkan sosok Jokowi.
"Kalau ibu Mega tidak meritokrasi, nggak akan lahir seorang Jokowi," ujar Ahok.
(REDAKSI)