POLITIKAL.ID - Aroma perpecahan di kalangan internal ganggu Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dan Ganjar-Mahfud jelang Pilpres 2024, sedangkan Prabowo-Gibran semakin solid dapat tambahan dukungan.
Pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies-Muhaimin dan nomor urut 3, Ganjar-Mahfud selah kompak diterpa kisruh internal.
Aroma perpecahan di internal Timnas AMIN tercium ketika Partai NasDem dengan Co-Captain Timnas AMIN Sudirman Said, beda sikap soal komunikasi dengan pasangan calon lain pada Pilpres 2024.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali, yang merupakan Pelatih Kepala Timnas AMIN, menyebut tidak perlu bersekutu dengan pasangan calon lain di Pilpres 2024.
Ahmad Ali mengatakan Anies-Muhaimin hanya perlu berkoalisi dengan rakyat.
Namun pernyataan itu dianggap Sudirman Said bukan merupakan sikap Partai NasDem.
Sudirman Said turut turut menyeret jabatan Ahmad Ali sebagai Wakil Ketua Umum NasDem.
Awal kisruh ini diduga berawal dari komunikasi antara politikus PDIP Guntur Romli dengan Sudirman Said soal tekanan kekuasaan.
"Kemudian, isu politik bersih, politik jurdil, politik yang luber, itulah adalah isu kita bersama, dan itu mengadu, misalnya untuk menghubungi juga Timnas AMIN, dan memang bukan Pak Ahmad Ali, Mas Haryanto Taslim. Tapi kita komunikasinya sama Mas Sudirman Said," kata Guntur Romli, bulan lalu, dikutip dari detik.com.
Komunikasi yang dibangun adalah soal kondisi hukum di Indonesia, khususnya usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membuat kepala daerah di bawah umur 40 tahun bisa mencalonkan diri sebagai cawapres.
"Karena ya ada concern yang sama kita ingin memastikan bahwa Pemilu punya integritas, karena kita tak mau dipaksa untuk menerima kecurangan seperti halnya kita dipaksa menerima putusan MK," katanya.
Sementara itu, Jubir Timnas AMIN Bestari Barus menyebut komunikasi Sudirman Said tersebut tidak mewakili Timnas AMIN.
"Kalau Sudirman Said tidak mewakili itu, saya boleh katakan tidak mewakili lah," kata Bestari Barus.
AKibat kisruh tersebut, tak sedikit kader Partai NasDem yang meminta Sudirman Said dipecat dari Timnas AMIN.
Kader Partai NasDem DKI Jakarta Achmad Rizki misalnya, meminta Sudirman Said agar berhenti membuat kegaduhan di internal Timnas AMIN.
"Supaya SS (Sudirman Said) sebagai Tim Anies bukan dari partai pengusung jangan beri komentar aneh daripada bikin gaduh internal Timnas AMIN," kata Rizki dari keterangannya pada Sabtu (30/12/2023).
Sebagai orang yang mewakili relawan di Timnas AMIN, kata Rizki, Sudirman Said harusnya menahan diri dalam memberikan komentar yang kontraproduktif dengan upaya-upaya pemenangan Anies-Muhaimin.
"Sebagai relawan sebaiknya menahan diri. Karena tak bawa modal apa-apa, SS bukan pimpinan ormas dan bukan pimpinan partai. Kerja lah yang baik untuk Anies jangan bikin kegaduhan," ucap Rizki.
Kader PPP berpaling dari Ganjar-Mahfud ke Prabowo-Gibran
Sementara itu di kubu Ganjar-Mhafud, kehilangan pendukung yang mendadak berpaling ke Prabowo-Gibran.
Ini terjadi ketika sejumlah kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang tergabung dalam Pejuang PPP mendeklarasikan dukungannya untuk pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran.
Deklarasi dipimpin Wakil Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, Witjaksono,di Jakarta Selatan, Kamis (28/12/2023)
"Kami atas nama Pejuang PPP menyatakan dengan tegas mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia 2024-2029. Kami yakin Prabowo-Gibran akan memprioritaskan program pemerintah," kata Witjaksono.
Witjaksono mengaku masih aktif di DPP PPP, dan sudah berkooridnasi dengan Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Romahurmuziy, terkait dukungan untuk Prabowo-Gibran.
"Saya di DPP, saya wakil ketua majelis pertimbangan. Sampun, sampun (sudah berkomunikasi dengan Rommy)," kata Witjaksono.
Namun Romahurmuziy membantah pernyataan itu, menurutnya Pejuang PPP tidak berhak menggunakan nama dan segala atribusi partai berlambang Kabah tersebut.
"Terkait deklarasi sejumlah orang yang menamakan dirinya Pejuang PPP mendukung Prabowo-Gibran, bersama ini saya selaku Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP menyatakan, bahwa mereka tidak pernah mendapatkan izin atau berkoordinasi dengan saya atau komponen DPP PPP lainnya terkait deklarasi tersebut. Terlebih saya sudah sepekan lebih tidak di Tanah Air," kata Rommy dalam keterangan tertulis yang dibagikan Ketua DPP PPP Achmad Baidowi kepada wartawan, Jumat (29/12/2023).
"Bahwa mereka tidak berhak mengatasnamakan DPP Partai Persatuan Pembangunan dan segala atribusinya, baik logo, nama, maupun turunan lainnya," tambahnya.
Sementara itu, Ganjar Pranowo merasa perubahan dukungan biasa terjadi di dalam internal partai.
"Kader individu? Kalau individu, boleh kita sebut oknum. Itu bisa terjadi dari partai apa pun karena ada juga (kader) dari partai lain mendukung saya," kata Ganjar Pranowo di Wonogiri, Jawa Tengah.
(REDAKSI)