POLITIKAL.ID - Setelah namanya dituding mencla-mencle oleh calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Jenderal TNI (Purn) Wiranto buka suara.
Nama Wiranto dituding Ganjar sebagai Jenderal yang tak konsisten alias mencla-mencle, bersama dengan Luhut Binsar Pandjaitan, dan Agum Gumelar.
Wiranto dianggap tidak layak menjadi panutan karena dulu menolak Prabowo Subianto, namun kini justru berada di pihak capres nomor urut 2 tersebut.
Purnawirawan Jenderal bintang 4 ini enggan menanggapi dengan amarah terkait tudingan Ganjar.
Pasalnya, jika membalas pernyataan Ganjar dengan respons marah, maka akan tercipta situasi panas.
Menurut Wiranto, cara tak santun itu tidak perlu dilawan dengan perilaku yang sama.
"Sesuatu dan cara-cara seperti itu, cara-cara tidak sopan, tidak santun, tidak lazim, kalau kita lawan dengan cara yang sama maka keadaan akan menjadi panas dan masyarakat menjadi terpengaruh panas," kata Wiranto, dalam acara Konsolidasi Serikat Mantan Aparatur Perangkat Desa (Semar Desa) se-Jawa Tengah di Kabupaten Semarang, Kamis (8/2/2024).
Mantan Panglima ABRI tersebut menjelaskan sikap dukungannya terhadap 2 Prabowo Subianto yang disoroti Ganjar.
Wiranto saat ini mengemban peran sebagai Dewan Pembina Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
Wiranto mengakui pada dua edisi pilpres sebelumnya, ia memang mendukung Jokowi ketimbang Prabowo.
"Pak Wiranto mendukung Pak Jokowi karena waktu itu saya bandingkan keadaan negara, pergaulan internasional, dan kebutuhan masyarakat, maka presiden yang saya anggap hebat dan tepat ya Pak Jokowi," ungkap Wiranto.
Namun pada Pilpres 2024, menurut Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI situasinya sudah berbeda.
Wiranto menilai figur Prabowo yang paling siap melanjutkan kepemimpinan dan hasil pembangunan Jokowi dibanding dengan capres lainnya.
Wiranto menganggap hanya Prabowo yang punya kemampuan, pengalaman, dan tekad mewakafkan seluruh sisa hidupnya buat negeri Indonesia.
Selain itu, menurut Wiranto, eks Danjen Kopassus itu juga sudah selesai dengan dirinya.
Sikap tersebut menurut Wiranto bukanlah mencla-mencle
"Itu tidak mencla-mencle. Itu pilihan dari hasil pemahaman yang mendalam bagi seorang warga negara yang dalam demokrasi diberi kebebasan untuk memilih. Gak boleh mendidih darahnya. Gak boleh dendam, gak boleh marah," ungkapnya.
Wiranto juga membalas dengan mengungkit alasannya tak mendukung Ganjar Pranowo yang diusung PDIP dan sejumlah partai.
Menurut Wiranto, sosok Ganjar sendiri lebih dulu kontroversi di internal PDIP.
"Lah mengapa enggak milih capres yang ini (Ganjar). Karena saya tahu, bukan saya ya yang mengatakan, tapi teman-temannya mengatakan bahwa yang bersangkutan itu kemlinthi," ujar Wiranto.
"Yang mengatakan bukan saya, yang mengatakan teman-temannya di sana yaitu kemlinthi, keminter. Dan, akhirnya bisa keblinger," ungkapnya.
(REDAKSI)