Sabtu, 23 November 2024

Bela Pernyataan Yudian Wahyudi, Kepala Staf Presiden: Bisa Saja yang Maknai Salah, Padahal Bukan Itu Maksudnya

Minggu, 16 Februari 2020 9:25

Kepala Staf Presiden, Moeldoko

POLITIKAL.ID - Kepala Staf Presiden Moeldoko membela pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi yang menyebut agama merupakan musuh Pancasila. Moeldoko meyakini Yudian tak bermaksud menyudutkan bahwa agama memang menjadi musuh Pancasila.

"Ya, bisa saja yang memaknainya yang salah. Padahal bukan seperti itu maksudnya," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (13/2).

Moeldoko meminta semua pihak tak menyalahkan pernyataan Yudian. Ia meyakini Yudian menyampaikan pendapatnya dengan penuh pertimbangan dan pikiran yang jernih.

"Beliau itu intelektual dan agamanya juga tinggi. Jadi mesti kita lihat dengan jernih. Jangan dijustifikasi," katanya.

Moeldoko juga menanggapi santai saat disinggung pencopotan Yudian sebagai Kepala BPIP. Usulan ini sebelumnya disampaikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menilai pemikiran Yudian bisa mengancam eksistensi negara.

"Ah, terlalu terburu-buru itu," ucap Moeldoko.

Kepala BPIP Yudian Wahyudi kepada tim Blak-blakan detikcom, mengatakan ada kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

"Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan," kata Yudian.

CNNIndonesia.com sudah berusaha menghubungi Yudiawan untuk meminta penjelasan kembali soal pernyataanya tersebut. Namun panggilan telepon dan pertanyaan lewat pesan singkat belum direspons.

Pada kesempatan terpisah, Menteri Agama Fachrul Razi enggan berkomentar banyak terkait pernyataan Ketua BPIP terkait hal ini. Fachrul mengatakan Yudian yang baru saja dilantik pekan lalu ini telah mengklarifikasi pernyataannya.

"Beliau (Yudian) sudah klarifikasi, jadi kita pegang saja klarifikasinya," kata Fachrul saat ditemui di Masjid Al-Akbar, Surabaya, Kamis (13/2).

Menurut Fachrul, Kepala BPIP tidak bermaksud menyampaikan pertentangan antara agama dan Pancasila. Justru, kata Fachrul, Yudian menyampaikan bahwa Pancasila didukung oleh para ulama dan tak bertentangan dengan agama.

"Dia bukan bilang seperti itu, maksudnya," katanya.

Demokrat Bandingkan Era SBY Tanpa BPIP

Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengkritik pernyataan Kepala BPIP yang menyebut agama sebagai musuh terbesar Pancasila. Dia menyayangkan keberadaan BPIP hanya membuat gaduh.

Jansen membandingkan dengan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tak memiliki BPIP. Menurutnya, kerukunan di kalangan masyarakat menurun di pemerintahan kali ini.

"Di era ini tambah parah saja kita terbelah dalam perbedaan. Istana dan sekitarnya instropeksilah diri, hati-hati bernarasi. Sudah lampu kuning ini sebentar lagi merah," kata Jansen melalui keterangan tertulis kepada CNNIndonesia.com, Kamis (13/2).

Jansen mengaku heran ada kelompok yang menyebut era Presiden Joko Widodo lebih adem. Sebab menurutnya pemerintah lebih sering menghebohkan publik dengan pernyataan-pernyataan kontroversial.

Dia bilang seharusnya pemerintahan periode ini bisa lebih baik. Sebab pemerintah rela menggelontorkan uang secara besar-besaran kepada beberapa lembaga baru.

"Harusnya dengan adanya BPIP yang dewan pengarahnya saja berjibun dan gajinya tambun, kita bisa lebih rukun lagi dibanding era SBY yang tanpa BPIP, KSP, dan lain-lain," ujarnya.

Jansen berharap pernyataan kontroversial Kepala BPIP jadi polemik terakhir. Dia meminta pemerintah untuk fokus membangun kerukunan antarwarga di periode kali ini. (*)

Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "Istana Bela Kepala BPIP Yudian soal Agama Musuh Pancasila"

Tag berita:
Berita terkait