Jumat, 18 Oktober 2024

Beredar Tudingan sebagai Aktor Konspirasi Pilpres 2024, Qodari Beri Penjelasan

Selasa, 27 Februari 2024 9:14

Qodari dituding sebagai aktor konspirasi hasil Pilpres 2024

POLITIKAL.ID - Nama Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mendadak viral di media sosial X.

Sorotan mengarah pada Qodari lantaran sebuah potongan video yang memperlihatkan adanya rapat tertutup untuk memenangkan calon presiden (capres) 02, Prabowo Subianto.

Potongan video itu memperlihatkan Qodari sedang menjelaskan hasil suara, yang mana Pemilu 2024 belum digelar.

Potongan video berdurasi 0:33 menit itu muncul dalam sebuah unggahan akun anonim @Yurissa_Samosir.

Caption dalam potongan video itu menyatakan "Rapat internal bocor, 5 Januari hasil pemilu sudah diketahui angka nya, kok bisa ya."

Qodari terlihat menyebutkan perolehan suara paslon capres di DKI Jakarta dengan presentasi suara 01 Anies-Muhaimin 27%, dan 03 Ganjar-Mahfud 16,9%.

Terkait beredarnya video tersebut hingga viral, Qodari akhirnya memberikan penjelasan.

Qodari membenarkan bahwa orang yang berada dalam video tersebut adalah dirinya.

Ia juga mengaku bahwa pertemuan dengan tim pemenangan capres 02 juga benar adanya.

Namun, menurut Qodari ada yang tidak benar dalam informasi video tersebut.

Ia menjelaskan bahwa video yang viral itu sebenarnya adalah saat acara diskusi Pilpres 2024 untuk wilayah DKI Jakarta yang diadakan Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran pada tanggal 5 Januari 2024 lalu.

"Tanggal 5 Januari 2024 saya diundang TKD Prabowo Gibran Jakarta, saya membuka diskusi dengan membacakan hasil-hasil survei pilpres di wilayah DKI Jakarta dari Polling Institute hasil temuan survei 15-19 Desember 2023," ujar Qodari dalam keterangannya, Sabtu (24/2/2024).

Qodari beranggapan, kebetulan angka suara Ganjar Pranowo-Mahfud MD saat presentasi survei pilpres di DKI Jakarta mirip hasilnya dengan hasil real count nasional.

"Survei yang muncul di video itu sebenarnya temuan survei untuk wilayah DKI Jakarta saja. Bukan survei nasional. Eh kok kebetulan pas dengan angka Ganjar-Mahfud di tingkat nasional yang cuma 16,9 persen. Jadilah orang-orang ini pada temper tantrum dan bilang ini kecurangan," ungkap Qodari.

Beredarnya video tersebut juga membuat Qodari mendapat banyak pertanyaan dari koleganya yang menanyakan soal kebenaran tudingan konspirasi Pilpres 2024.

Tetapi Qodari menegaskan video viral tersebut fitnah.

"Viral tuh baik di WA (WhatsApp) maupun juga di X (Twitter) disebut-sebut saya ini menjadi bagian dari desain kecurangan, itu tidak benar dan fitnah," ungkap Qodari.

Menurut Qodari, video fitnah itu diduga dijadikan alat untuk menguatkan tuduhan konspirasi kecurangan Pilpres 2024 yang memenangkan paslon 02 Prabowo-Gibran.

Lantas Qodari kembali memastikan bahwa video yang diunggah dari akun X @Yurissa_Samosir yang telah ditonton 1,8 juta itu adalah berita bohong atau hoaks dan fitnah.

"Jadi Yurissa Samosir ini fitnah karena menyamakan data hasil survei di DKI Jakarta dengan real count se-Indonesia," kata Qodari.

Ada dua kekeliruan dari video itu yang menurutnya fatal.

Pertama terkait kesalahan kutip yang seharusnya data untuk DKI Jakarta namun dinarasikan hasil suara secara nasional.

"Jadi di situ ada dua kesalahan. Pertama, itu bukan data nasional yang saya kutip, itu data DKI Jakarta bukan data nasional. Data dari mana, datanya survei Polling Institute data nasional di breakdown untuk DKI," ujarnya.

Kedua, kata Qodari, dirinya tidak mungkin melakukan konspirasi, pasalnya kegiatan itu digelar secara secara terbuka dan tidak dilakukan dalam ruang yang tertutup.

"Kedua kesalahannya itu, manipulasi itu fitnah sebetulnya menyebut saya desain konspirasi segala macam tidak ada konspirasi di sini ini semua seperti yang saya bilang adalah pilihan rakyat, evaluasi rakyat dan acaranya bukan acara konspirasi sama sekali, wong itu acara pertemuan terbuka kok," ungkap Qodari.

"Di acara TKD nggak mungkin ngomongin konspirasi, gak mungkin ngomong konspirasi di rapat terbuka segala macam, makanya video beredar itu bisa dilihat seperti seminar umum gitu loh, bukan kasak-kusuk di ruang tertutup," tambahnya.

Video yang beredar itu, kata Qodari, telah dipotong dan diedit dengan tujuan melakukan framing melakukan kecurangan.

Dia mengatakan bahwa hasil Pilpres 2024 ini merupakan murni suara rakyat tidak ada unsur rekayasa seperti dituduhkan oleh pihak-pihak yang kalah.

"Semua pilihan ini adalah real dari masyarakat gitu loh. Ini klarifikasi aja ya karena ini saya kan di frame melakukan kecurangan atau menjadi bagian dari kecurangan itu," katanya.

"Kalau misalnya betul-betul ini kecurangan ngapain itu Anies-Muhaimin saya kasih angka 27 persen, sementara rata-ratanya 24 persen kayak sekarang, tanggung amat jadi tanggal 5 Januari itu harusnya saya sudah ngomong 24 persen supaya tambah yakin. Jadi ini hanya kebetulan, sejarah saja," ujarnya menambahkan.

Ia menganggap video presentasinya tersebut telah kehilangan konteks karena dipotong-potong dan dilakukan editing oleh oknum dengan tujuan menyebarkan hoaks.

Qodari menilai selama ini sejumlah analisis, teori dan prediksinya selalu mendekati kenyataan seperti halnya prediksi pilpres sekali putaran.

Sehingga, Qodari menduga pihak yang menuduhnya curang itu melakukan otak-atik data seakan-akan melakukan konspirasi.

"Jadi kenapa saya dituding konspirasi dalam acara tanggal 5 Januari itu karena saya biasanya ngomong itu kejadian padahal sebetulnya itu bukan konspirasi sama sekali. Jadi istilahnya mereka itu istilahnya otak-atik gatuk mengait-kaitkan dua data atas peristiwa yang sebenarnya nggak ada hubungannya," ucap Qodari.

(REDAKSI)

Tag berita:
Berita terkait