POLITIKAL.ID - Sejunlah kalangan menjawab soal isu mantan Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai 'kuda putih' Jokowi. Isu Ahok ini berhembus di media sosial X.
Kuda Putih Jokowi artinya Jokowi sengaja menempatkan Ahok di kubu Ganjar-Mahfuf demi mencegah adanya koalisi dengan pihak Anies-Cak Imin alias 03 dan 01 bergabung di putaran kedua pilpres 2024.Berikut beberapa tokoh yang menjawab soal isu tersebut:
Muhaimin Iskandar (Cak Imin)
Pria yang akrab disapa Cak Imin ini tak yakin kalau Ahok merupakan 'kuda putih' Jokowi. Menurutnya, Ahok dari awal konsisten menolak politik dinasti.
"Oh enggak-enggak, dari awal Ahok konsisten menolak dinasti," kata Cak Imin di Banyuwangi Jawa Timur, dikutip Rabu (7/2/2024).
Cak Imin mengaku, narasi Ahok sebagai 'kuda putih' Jokowi bukan urusannya. Justru, ia melihat, sikap Ahok yang konsisten menolak dinasti politik.
"Itu bukan urusan saya, tapi saya melihat dari awal konsisten menolak Gibran dan menolak dinasti," ucap Cak Imin.
Hasto Kristiyanto
Sebelumnya, isu Ahok menjadi kuda putih Jokowi berhembus di media sosial X. Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto turut merespons isu tersebut.
Ia membantah isu yang menyebut Ahok menjadi kuda putih Presiden Jokowi di balik dukungannya terhadap pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.
"Enggak ada kuda putih. Tapi itu mengejutkan, kemungkinan besar mengejutkan Pak Jokowi," tutur Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 5 Februari 2024.
Menurut Hasto, justru tampaknya Jokowi terkejut dengan langkah Ahok yang memilih mundur dari jabatan Komisaris Pertamina. Sebab dukungan Ahok terhadap Ganjar-Mahfud adalah gerakan moral dan etika.
"Itu kalkulasinya bukan untung rugi. (Justru) Pak Ahok rugi karena Pertamina keuntungannya besar. (Tapi) ini panggilan bangsa," kata Hasto.
Ganjar Pranowo
Calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo tidak mau berasumsi soal istilah 'kuda putih' Jokowi yang disematkan kepada mantan Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat mendeklarasikan dukungan terhadap dirinya. Ganjar menegaskan, Ahok adalah temannya yang sudah lama dikenal secara baik.
"Ahok teman saya. Dia sudah lama bersama saya dan tentu saja dia punya nilai-nilai. Nilai-nilai itu dia tunjukkan waktu jadi anggota DPR, waktu jadi wakil gubernur, kemudian menjadi gubernur sebentar, lalu kemudian dia tidak bisa menjadi gubernur," kata Ganjar di Balikpapan, Selasa (6/2/2024).
Ganjar menambahkan, Ahok adalah sosok yang ikhlas. Ketika dia dipenjarakan karena tudingan menyalahgunakan ayat suci, maka hukuman itu dijalankan hingga selesai dan kembali mengabdi untuk negera sebagai komisaris di Pertamina.
"Semua ingat kan kasusnya? Dia masuk penjara, dan dia ikhlas, lalu dia menjadi seorang profesional dengan bayaran yang cukup, dan dia memilih keluar untuk membantu saya karena sebuah nilai," ucap Ganjar.
Ganjar berharap, jika seorang datang dan membawa nilai kebaikan maka dukungan tersebut bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga, pilihannya hanya ambil peluang tersebut atau tidak.
"Sehingga harapan kita, kalau orang nanti mau bergabung atau tidak bergabung kami punya nilai dan nilai itu secara universal bisa dipertanggungjawabkan. Take it or leave it, itu saja," tambah Ganjar.
(Redaksi)