China mengklaim tidak ada jurnalisnya yang mendengar kabar dari otoritas AS tentang status permohonan perpanjangan visa terbaru mereka, yang menurut mereka telah sangat mengganggu pekerjaan dan kehidupan para jurnalis itu.
Jika tidak ada persetujuan yang diberikan, jurnalis China harus meninggalkan Amerika Serikat pada awal November mendatang, tepat ketika visa China baru Culver akan berakhir.
"Inti dari masalah media antara China dan AS adalah penganiayaan politik AS dan penindasan terhadap media China karena mentalitas Perang Dingin dan bias ideologis," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, pada jumpa pers rutin di Beijing, Kamis pekan lalu.
"Jika AS terus bergerak lebih jauh ke jalan yang salah, China tidak punya pilihan selain membuat reaksi yang dapat dibenarkan dan diperlukan untuk dengan tegas menegakkan hak-haknya yang sah," tambahnya.
Sementara itu, di awal 2020, China mengusir sekitar selusin jurnalis dari beberapa media massa seperti The New York Times, Washington Post, dan Wall Street Journal.
Hal itu diketahui dilakukan setelah pemerintahan Trump membatasi jumlah warga negara China yang diizinkan untuk bekerja di kantor AS di media yang dikelola pemerintah China, sehingga mengakibatkan pemotongan staf utama dalam operasi ini. (*)