POLITIKAL.ID - Rusia pada Sabtu (31/12/2022) menembakkan lebih dari dua puluh kali rudal jelajah di Kyiv, Ukraina, yang membuat satu orang dikabarkan meninggal dunia.
Dikutip dari Reuters, Menteri Energi Ukraina German Galushchenko mengatakan bahwa serangan rudal yang dilakukan oleh Rusia tersebut tidak menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur energi nasional.
Sejak Oktober 2022, Moskow telah menyerang infrastruktur vital Ukraina dengan rentetan rudal dan drone, yang menyebabkan pemadaman listrik besar-besaran saat cuaca dingin mulai melanda.
"Serangan rudal massal Rusia sengaja menargetkan daerah pemukiman, bahkan infrastruktur energi kita," tulis Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba di Twitter setelah serangan itu.
"Penjahat perang Putin 'merayakan' Tahun Baru dengan membunuh orang," imbuhnya, menyerukan agar Rusia dicabut dari kursi permanennya di Dewan Keamanan PBB.
Selain menyerang Kyiv dengan rudal, Moskow juga menargetkan serangan ke beberapa kota lainnya di Ukraina.
Di wilayah selatan Mykolaiv, gubernur Vitaliy Kim melalui siaran televisi mengatakan bahwa enam orang terluka akibat serangan rudal Rusia.
Kim dalam posting terpisah di Telegram mengatakan Rusia telah menargetkan warga sipil dengan serangan itu, sesuatu yang sebelumnya dibantah oleh Moskow.
"Menurut kecenderungan saat ini, militer Rusia tidak hanya menyerang infrastruktur energi, tetapi mereka juga menargetkan perumahan, hotel, garasi, hingga jalanan,” kata Kim.
Sementara itu, pejabat Ukraina Kyrylo Tymoshenko mengatakan bahwa dua orang di kota barat Khmelnytskyi mengalami luka-luka setelah serangan drone Rusia. Dia juga melaporkan serangan serupa terjadi di kota industri selatan Zaporizhzhia yang merusak beberapa bangunan tempat tinggal.
"Dengan setiap serangan rudal baru terhadap infrastruktur sipil, semakin banyak orang Ukraina yang yakin akan perlunya berperang sampai rezim Putin benar-benar runtuh,” kata Kementerian pertahanan Ukraina dalam sebuah pernyataan.