POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Aktivis muda, Andi Muhammad Akbar memenuhi undangan kalrifikasi Bawaslu Samarinda terkait dugaan ujaran kebencian yang dilayangkan tim hukum pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Rudy Mas`ud-Seno Aji.
Dalam laporan tersebut Akbar diduga telah melakukan ujaran kebencian karena menyinggung dinasti politik di Kalimantan Timur, sehingga dia dilaporkan dan kini diundang untuk melakukan klarifikasi di kantor Bawaslu Samarinda.
"Saya dilaporkan oleh tim 02 ke Bawaslu Kaltim, kemudian ditangani oleh Bawaslu Samarinda, diduga saya melakukan kampanye hitam," ungkap Akbar saat ditemui di kantor Bawaslu Samarinda, Kamis (7/11/2024).
Lanjut dijelaskan Akbar, kalau kedatangannya memenuhi undangan klarifikasi Bawaslu sebagai respon perlawanan, dan menjawab semua tuduhan yang dilayangkan kepada dirinya.
Selama dua jam dicecar pernyataan klarifikasi, Akbar menyebut kalau alasan dia mengemukakan isu dinasti politik bukan karena ditunggangi pihak tertentu. Melainkan murni dari pemikirannya, dan berdasarkan fakta yang ada.
Menurut Akbar, dinasti politik bisa berdampak buruk ke masyarakat. Terlebih melihat kekuasaan yang dicapai satu kelompok atau keluarga, dengan kepentingan politiknya. Sehingga, dia berniat ingin mengedukasi masyarakat Kaltim, terkait gambaran ketika dinasti politik terjadi di suatu daerah.
"Tadi pertanyaannya banyak soal dinasti politik. Tulisan yang dimuat melalui pernyataan saya tentang dinasti politik tersebut, tidak hanya sekali saja. Tapi media-media lain juga sudah bicara soal dinasti politik sebelum saya memberikan pernyataan," ungkapnya.
Terpisah, Anggota Bawaslu Samarinda, Imam Sutanto ditemui membenarkan terkait pemanggilan klarifikasi ini. Aktivis Kaltim tersebut telah hadir dan diperiksa oleh pihaknya. Pihaknya memeriksa Akbar untuk memberikan keterangan mendalam soal kasus yang dilaporkan oleh tim 02 tersebut.
"Kedatangan yang bersangkutan, Andi Muhammad Akbar untuk memberikan klarifikasi, soal pernyataannya laporan dari tim hukum paslon Pilgub Kaltim 02,” jelasnya.
“Nanti juga akan kita panggil tim dari 02, untuk memberikan keterangan," imbuh Imam.
(tim redaksi)