POLITIKAL.ID - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo masih belum legowo perolehan suara di Pilpres 2024 hanya berkisar 16-17 persen.
Persentase tersebut menempatkan pasangan Ganjar-Mahfud di posisi buncit dalam pertarungan Pilpres 2024 bersama Anies-Muhaimin dan Prabowo-Gibran.
Ganjar justru masih meyakini perolehan suaranya yang asli tidak seperti HP lowbat, justru jauh di atas itu.
Menurut Ganjar, kecurangan Pemilu 2024 semakin terbongkar lantaran banyaknya kekisruhan dalam proses rekapitulasi penghitungan suara oleh KPU.
"Terlihat di media, mainstream maupun sosial, orang angkat tangan, tidak setuju, nggak mau tanda tangan rekap dan seterusnya. Muncul cerita-cerita berapa sebenarnya perolehan yang real, kami bekerja itu," kata Ganjar di kediaman Butet Kertaredjasa, Kasihan, Bantul, DIY, Senin (11/3/2024).
Kini politikus PDIP tersebut meminta bantuan berbagai pihak untuk menganalisa kecurangan yang terjadi di Pilpres 2024.
Ganjar juga meminta peran pakar teknologi informasi (IT) untuk mencari kemana perolehan suaranya.
"Sebenarnya yang dibutuhkan hari ini adalah mereka yang mempunyai kompetensi di bidang IT untuk menceritakan dan membongkar apa yang terjadi. Ya bocor-bocorannya sudah ada sih analisa analisisnya, berapa persen sih Ganjar-Mahfud sebenarnya," ujar pria berambut putih.
Sebelumnya, cawapres 03 Mahfud MD menyebut perolehan suaranya di Pilpres 2024 dikunci hanya 17 persen.
Mahfud mengaku mendengar isu tersebut jelang pemungutan suara Pilpres 2024 pada 14 Februari silam.
"Biar aja diolah oleh masyarakat lah ya, itu kan sudah lama, wong sebelum pemilu kan sudah ada, sebelum pemungutan suara isu itu sudah ada, sudah dikunci sekian dan angkanya persis. Tinggal nanti pembuktiannya saja," kata Mahfud MD di Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2024).
Sebenarnya, isu ini bermula dari klaim Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut ada algoritma yang digunakan untuk menghalangi perolehan suara Ganjar-Mahfud sehingga hanya bisa mencapai 17 persen.
Hasto mengatakan hal itu ia ketahui setelah bicara dengan sejumlah pakar teknologi informasi.
Tetapi, Sekjend PDIP ini tidak menyebut siapa dan dari mana pakar yang dimaksud.
(REDAKSI)