Tidak kalah pentingnya adalah kekuatan sumber daya manusia (SDM).
Menurut Syarif, banyaknya umat muslim di Indonesia yang mayoritas menjadikan negara ini adalah negara muslim terbesar di dunia.
“Dengan sumber daya alam (SDA) dan SDM-nya yang oke, banyak pihak tidak ingin Indonesia kuat, mereka ingin disintegrasi dan kita tidak boleh terjebak pada hal itu. Jadi pikiran-pikiran yang ingin radikal akan terus bertumbuh kembang jika kita tidak menyamakan persepsi, jika kita mengelola negara tidak pakai konsep dan jika para penyelenggara negaranya tidak mencerminkan negarawan yang punya etika,” tuturnya.
Menurut dia, para penyelenggara negara harus memberikan contoh kepada masyarakat dengan mencerminkan sebagaimana dirumuskan dalam Pancasila.
Karena jika tidak, akan semakin muncul pandangan-pandangan yang tidak puas yang kemudian berusaha mencari alternatif.
“Jika sudah seperti itu pandangan radikal akan dianggap sebagai alternatif. Untuk itu perlu upaya komprehensif dalam bidang pencegahan untuk yang belum terpapar dan bagi yang sudah terpapar. Nah pencegahan ini bisa dimulai dari unit terkecil yaitu keluarga, sekolah, lingkungan kampus, lingkungan kelompk-kelompok sosial masyarakat dan semua kalangan komponen bangsa,” tuturnya.
Asep menuturkan, organisasi masyarakat (ormas) juga perlu dirangkul karena mereka jumlahnya banyak dan cakupannya luas.