Jumat, 22 November 2024

Pilpres 2024

Hasto Sindir Tajam Jokowi di Balik Skenario Pilpres 2024 hingga Machiavelli Jawa

Senin, 11 Maret 2024 14:11

Sekjend PDIP, Hasto Kristiyanto dan Presiden Jokowi

POLITIKAL.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat sindiran tajam dari Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto dalam diskusi bersama mahasiswa di Fisip UI belum lama ini.

Hasto menilai Jokowi sebagai sosok yang mempengaruhi kekuatan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

Bahkan menurut Hasto, sosok Jokowi berhasil melipatgandakan kekuatan Prabowo-Gibran melalui instrumen negara.

"2 tambah 2 itu bukan 4 tapi sama dengan Pak Jokowi. Sebab Pak Jokowi lah yang melipatgandakan kekuatan nomor 2. Betul tidak? Nah itu yang terjadi," ujar Hasto saat berbicara di Election Talk FISIP UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024).

Menurut Hasto, angka 4 adalah istimewa. Tetapi ia menyoroto angka 4 dalam hitung-hitungan politik.

Bagi Hasto, angka 4 memiliki derivatif dari angka 1 dan 3, bukan hasil dari 2 ditambah 2.

"Derivatifnya itu 1 dan 3. Perpaduan kekuatan untuk menjawab tadi berbagai opsi-opsi ke depan. Tapi saya tidak mengenal derivatif 4 itu 2 tambah 2 saya nggak mengenal," ucapnya.

Sementara itu, Hasto juga kembali menyindir Jokowi yang dengan mudahnya merusak pelembagaan partai politik menggunakan instrumen negara.

Padahal, kata Hasto, PDIP sudah membangun kekuatan pelembagaan partainya selama bertahun-tahun, dengan menggunakan segala macam teori.

Sebagai contoh, dalam dua tahun belakangan, PDIP yang menerapkan quality manajemen dan aset manajemen, berhasil membangun 146 kantor partai, aset nama partai yang tidak bisa diperjualbelikan.

Berbagai cara juga dilakukan PDIP dalam merawat dan membangun demokrasi.

"Sistemnya kami terapkan, project management body of knowledge, kami terapkan teori-teori dari marketing. Turun ke bawah selama 5 tahun berbagai event kami buat. ini semua berantakan di dalam teori pelembagaan. Padahal partai itu juga berjuang atas kebenaran secara teoritik untuk mencapai cita-cita bangsanya membangun peradaban," ungkap Hasto.

Namun semuanya rusak karena cawe-cawe Jokowi di Pilpres 2024 melalui berbagai macam cara.

Hasto lantas menyinggung soal Machiavelli Jawa.

"Berbagai teori-teori kepemimpinan strategik pelembagaan partai, teori demokrasi, teori tentang kuasa dan moral, ini kalah dengan Machiavelli, apalagi Machiavelli Jawa," ujarnya.

Akibat cawe-cawe Jokowi tersebut, menurut Hasto Pilpres 2024 dan Pemilu kacau dan berantakan.

"Maka narasi kita adalah pertama kalinya secara masif di dalam era demokratis dengan wajah pimpinannya yang populis, itu dipakai instrumen-instrumen negara dengan segala cara, tanpa nilai, nurani, moral. Itu yang terjadi," kata Hasto.

Ia juga menganggap yang terjadi saat ini hanya demokrasi prosedural, yang seolah tidak terjadi apa-apa dalam perangkat negara.

"Inilah yang kemudian wajah populis yang berlindung di balik kata-kata demokrasi prosedural. Silakan ajukan ke polisi, silakan ajukan ke Bawaslu, itu kan demokrasi prosedural. Dalam substansinya sudah tidak ada lagi demokrasi kedaulatan rakyat itu," ucap Hasto.

(REDAKSI)

Tag berita:
Berita terkait