Jumat, 1 November 2024

JK: Bahaya Negara Dipimpin Orang Yang Suka Marah

Kamis, 11 Januari 2024 22:30

BERBICARA - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK) usai menghadiri acara pertemuan antara pengusaha dengan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/1/2024). / Foto: Istimewa

POLITIKAL.ID - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla,mengajak masyarkat untuk memikirkan kondisi atau nasib negara jika pimpin oleh pemimpin yang suka marah-marah.

Hal ini ia sampaikan merespon kejadian saat sosok calon presiden atau capres yang suka marah-marah, terutama ketika tengah berdebat.

Demikian hal tersebut disampaikan Jusuf Kalla saat memberikan pandangannya dalam acara pertemuan antara pengusaha dan calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, di Surabaya, Jawa Timur.

Dalam pernyataannya, pria yang akrab disapa JK itu semula menyinggung soal pedoman memilih pemimpin di dalam agama Islam.

Dia kemudian mengacu kepada sifat-sifat Nabi Muhammad SAW antara lain amanah, tabligh, jujur, dan cerdas.

Menurutnya, sifat-sifat tersebut ada dalam diri calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan.

"Kalau tabligh siapa yang terbaik? Anies. Kalau yang cerdas siapa? Anies. Yang paling amanah? Anies. Paling jujur siapa? Anies. Nah, itu aja pegangannya. Karena kita kan harus mengikuti ilmu Rasulullah," kata JK mengklaim pada Rabu (10/1/2024).

Selanjutnya, JK menyindir capres lain yang memiliki sifat marah-marah. Menurut JK, sungguh berbahaya jika negara dipimpin oleh orang seperti itu.

"Kalau kawan kita yang satu marah terus, bagaimana kira-kira negara dipimpin oleh orang yang suka marah,” tutur JK.

“Bagaimana kira-kira kalau dia berdebat dengan kepala negara lain, bisa ditonjok itu kepala negara lain,” imbuhnya.

Karena itu, JK berpesan agar masyarakat supaya hati-hati dalam memilih sosok pemimpin.

Ia menyebut salah satu yang menjadi acuan adalah sikap para capres saat debat ketiga Pilpres 2024 pada Minggu (7/1/2024) kemarin. 

"Jadi, harus hati-hati memilih pemimpin. Kita lihat kemarin malam saja di debat," ujar JK.

(Redaksi)

Tag berita: