POLITIKAL.ID - Acara Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah XX, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (1/3/2024) dhadiri Presiden Jokowi, dalam sambutannya ia mengungkapkan ditengah ketidakpastian ekonomi global, Indonesia mempunyai peluang meloncat.
Mengutip hasil perhitungan lembaga-lembaga internasional seperti Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), World Bank, Dana Moneter Internasional (IMF), McKenzie, juga Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia dapat menjadi negara maju dalam tiga periode kepemimpinan ke depan.
Namun, untuk sampai ke sana, tantangannya sangat besar, salah satunya adalah soal hilirisasi. Ia lalu menyinggung pembelian 51 persen saham Freeport oleh BUMN sebagai contoh.
"Saya kasih contoh seperti tambang Freeport yang sudah 55 tahun itu hanya mengekspor tembaga, akan tetapi kita tidak tahu apakah mereka mengekspor hanya tembaga atau ada emasnya," ujarnya saat membuka Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Palembang, Jumat, 1 Maret 2024.
Menurut dia, tidak mudah membangun smelter karena selama ini Indonesia terlalu nyaman mengirim bahan mentah ke Jepang, Spanyol dan sebagainya. Maka, dengan pembelian saham 51 persen PT Freeport oleh BUMN, akan memudahkan program hilirisasi melalui pembangunan smelter.
"Kita kehilangan nilai tambah dan kesempatan lapangan pekerjaan bagi anak bangsa. Maka dari itu, sembilan tahun yang lalu saya paksa mereka membangun yang namanya industri smelter dan Insya Allah pada Juni 2024 smelter PT Freeport akan beroperasi dan akan merekrut sekitar 15 hingga 20 ribu anak bangsa untuk bekerja,” katanya.
Jokowi mengatakan hilirisasi tidak hanya akan didorong di industri tambang saja, akan tetapi juga perkebunan, pertanian, perikanan, kelautan dan industri lainnya.
"Semuanya akan kita hilirisasikan agar dapat nilai tambah dan terbukanya lapangan pekerjaan," katanya.
Ia menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir landskap politik dan ekonomi global berubah karena disrupsi teknologi dan juga adanya perubahan akibat interaksi lewat media sosial.
“Kondisi geopolitik saat ini sangat sulit dihitung bahkan ekonomi global penuh ketidakpastiannya, sulit dikalkulasikan. Tetapi, dengan kondisi ketidakpastian dan adanya tekanan-tekanan di posisi itu justru Indonesia memiliki peluang dan kesempatan melompat untuk menjadi negara maju," katanya.
(Redaksi)