POLITIKAL.ID - Isu koalisi mencuat antara kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud, menanggapi prediksi Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.
Soal isu koalisi tersebut, Wapres ke-12 RI, Jusuf Kalla menyatakan, tak menutup pintu terjadinya koalisi antara kubu Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin.
Pasalnya, dalam dunia politik, kata JK, tidak ada lawan dan kawan yang abadi.
"Politik ini kan nggak ada lawan dan kawan abadi. Yang ada kepentingan untuk memajukan bangsa ini. Memenangkan pemilu dan sebagainya. Ya jadi memang harus bersama-sama, kebersamaan," ungkap Jusuf Kalla, Senin (15/1/2024).
Jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran, JK merasa perlu bersama-sama berjalan dalam koalisi demi memajukan bangsa maupun menyukseskan kontestasi Pemilu.
Menurut JK, keputusan berkoalisi bukan di tangannya pribadi.
Para pimpinan parpol perlu menjalin komunikasi agar rencana koalisi bisa terbuka.
"Yang harus memutuskan itu bukan saya. Tapi idenya oke, tapi para pimpinan partai. Berkoalisi kan pimpinan partai," ujar Jusuf Kalla.
Sebelumnya, capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo turut menanggapi isu koalisi yang ramai mengaitkan bersatunya dengan kubu Anies-Muhaimin Iskandar pada putaran kedua Pilpres 2024 mendatang.
Menurut Ganjar, saat ini tidak tepat membahas soal koalisi.
Meski demikian, Ganjar-Mahfud terbuka dalam komunikasi dengan kubu pasangan calon lainnya, termasuk Anies-Muhaimin.
"Oh sabar, kita komunikasi sama semuanya," kata Ganjar di Senayan, Jakarta Selatan pada Ahad, 14 Januari 2024.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengaku punya kedekatan kubu kubu capres nomor urut 1, Anies Baswedan.
Ketimbang dengan Prabowo-Gibran, kubu Ganjar-Mahfud selalu berkomunikasi dan menyambung silaturahmi dengan Anies-Muhaimin.
Bahkan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto sempat berkomunikasi informal dan formal dengan pasangan capres-cawapres nomor urut 1 tersebut.
"Informal dan formal (komunikasi), kami lakukan bagaimana nantinya setelah 14 Februari itu," kata Puan Maharani.
(REDAKSI)