Sabtu, 23 November 2024

Pilpres 2024

Kisah Cinta Prabowo dan Titiek Soeharto, Berjumpa dan Pisah karena Politik Orangtua

Senin, 26 Februari 2024 10:8

Titiek Soeharto dan Prabowo Subianto

POLITIKAL.ID - Kisah cinta calon presiden (capres) Prabowo Subianto menarik perhatian para netizen.

Terutama ketika Prabowo Subianto yang sudah lama berpisah dengan Titiek Soeharto, namun tetap terlihat akrab dan kompak dalam politik.

Tak sedikit relawan dan pendukung Prabowo yang memintanya balikan dengan Titiek Soeharto.

Namun bagaimanakan kisah asmara Prabowo dan Titiek Soeharto, hingga menyebabkan keduanya berpisah?

Titiek Soeharto merupakan putri dari Presiden ke-2 RI, Soeharto, yang dibesarkan dengan kultur adat Jawa kental.

Sedangkan Prabowo Subianto lahir dari kalangan akademisi, ayahnya Sumitro Djojohadikusumo merupakan profesor ternama di bidang ekonomi.

Pertama kali keduanya saling mengenal terjadi saat Titiek Soeharto berstatus mahasiswi.

Saat itu, perempuan yang bernama lengkap Siti Hediati Hariyadi ini merupakan murid dari Sumitro Djojohadikusumo. Iapun diperkenalkan dengan Prabowo.

Berkat hubungan politik yang harmonis antara Sumitro Djojohadikusumo dan Presiden Soeharto, hubungan Prabowo dan Titiek semakin mendapat dukungan.

Setelah turun restu dari Soeharto dan Keluarga Cendana, Prabowo dan Titiek menikah pada Mei 1963.

Pernikahan putri mahkota Presiden itu berlangsung meriah di TMII.

Setahun kemudian, Prabowo dan Titiek dihadiahi seorang putra yaitu Ragowo Hediprasetyo.

Sejak menikahi Titiek dan menjadi bagian dalam Keluarga Cendana, karier Prabowo melesat di militer.

Bahkan Prabowo menjadi Jenderal termuda di ABRI kala itu, yang membuat iri sejumlah senior maupun rekan-rekannya.

Sebagai menantu Soeharto, Prabowo dianggap mendapatkan keistimewaan hingga berhasil menyabet jabatan penting di tubuh ABRI.

Prabowo moncer sebagai komandan korps baret merah yang kemudian mengantarkannya menduduki kursi Pangkostrad kala itu.

Namun semuanya berubah ketika memasuki masa krisis dan persiapan reformasi.

Kritikan tajam mulai berdatangan dari tokoh politik, maupun para akademisi untuk Soeharto.

Bahkan kritikan tajam juga datang dari ayah Prabowo, Sumitro Djojohadikusumo yang menganggap politik ekonomi yang dijalankan Soeharto telah kebablasan.

Tokoh-tokoh nasional seperti Jenderal Besar AH Nasution, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, hingga eks Kapolri Hoegeng Iman Santoso muncul dengan petisi 50.

Mereka menyuarakan keras kritik terhadap Soeharto.

Tokoh-tokoh di atas bahkan dicurigai kerap berdiskusi di kediaman Sumitro Djojohadikusumo.

Prabowo juga dianggap snagat dekat dengan para pengkritik Soeharto tersebut.

Baik secara terang-terangan maupun diam-diam, Prabowo kerap berkomunikasi dengan mereka.

Aksi Prabowo itu tercium oleh para loyalis Soeharto di era 1998, sehingga memunculkan spekulasi bahwa Pangkostrad telah mengkhianati Soeharto.

Isu pengkhianatan Prabowo terhadap Soeharto semakin terlihat saat kerusuhan Mei 1998.

Prabowo Subianto dituding membiarkan para mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR.

Saat itu Prabowo beralasan tidak bisa mencegah kerusuhan itu terjadi.

Ketika tiba di Cendana, Prabowo menyampaikan 2 permintaan para demonstran, yakni Soeharto harus mundur, dan Soeharto perlu kompromi dengan tokoh-tokoh reformasi.

Pernyataan tersebut justru membuat Keluarga Cendana naik pitam.

Bahkan salah satu anak Soeharto mengusir Prabowo agar tak menginjakkan kaki di Cendana lagi.

Disebutkan pula, bahwa pada saat itu Titiek Soeharto hanya menangis melihat Prabowo terus-terusan dituduh mengkhianati Soeharto.

Konon, Soeharto memberikan satu syarat kepada Prabowo untuk bisa kembali dengan Titiek Soharto.

"Kembalilan kepada putriku jika kau setara denganku."

Tetapi pernyataan ini masih belum jelas kebenarannya.

Terlepas dari benar tidaknya ucapan Soeharto tersebut, saat ini Prabowo semakin dekat dengan kenyataan itu.

Prabowo selangkah lagi menjadi Presiden ke-8 RI setelah suara dukungannya menyentuh angka 58 persen dalam penghitungan real count.

Akankah wasiat Soeharto itu terwujud?

Entah rujuk atau tidak, yang pasti Prabowo dan Titiek Soeharto saat ini masih menjalin hubungan yang baik di bidang politik.

Keduanya sama-sama mengurus Gerindra dengan mengemban jabatan penting.

(REDAKSI)

Tag berita:
Berita terkait