POLITIKAL.ID - KPU Sragen skakmat bukti yang dikumpulkan kubu Ganjar-Mahfud soal rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Sragen pada Pemilu 2024.
Sebelumnya, Wakil Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Henry Yosodiningrat mengklaim partisipasi pemilih Pemilu 2024 di Kabupaten Sragen sangat rendah, hanya 30 persen.
Angka tersebut menurut Henry Yosodiningrat, membuktikan terjadinya intimidasi kepada masyarakat saat hendak ke TPSI pada hari pencoblosan 14 Februari 2024 lalu.
Namun tudingan tersebut justru dibantah dengan tegas oleh Ketua KPU Sragen, Prihantoro.
Menurutnya, pernyataan Henry Yosodiningrat tersebut tidak sesuai dengan fakta di lapangan maupun data.
Prihantoro mengatakan, partisipasi pemilih di Sragen justru menjadi yang paling tinggi di wilayah Solo Raya, yakni mencapai 84,74 persen.
Bahkan, kata Prihantoro, proses pleno rekapitulasi penghitungan suara berjalan lancar, tanpa ada penolakan dari pihak manapun, baik tim sukses parpol ataupun paslon.
"Saat Pleno rekap suara kemarin lancar-lancar saja, tak ada protes atau penolakan dari tim parpol dan paslon. Jadi kalau pemilihnya disebut hanya 30 persen, jadi calegnya mudah banget karena yang pakai hak suara sedikit," kata Prihantoro.
Berdasarkan hasil dari rapat pleno penghitungan suara Pilpres 2024 yang dilakukan KPU Sragen, jumlah suara sah tercatat sebanyak 625.442 suara.
Dari jumlah suara sah tersebut, paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi pemenang, dengan suara mencapai 338.315 atau sekitar 54,09 persen.
Sedangkan paslon nomor urut 3, Ganjar-Mahfud memperoleh 206.137 suara atau 32,96 persen.
Disusul paslon nomor urut 1 Anies-Muhaimin dengan 80.990 suara atau sekitar 12,9 persen.
Sebelumnya, Henry Yosodiningrat menuding Pilpres 2024 sarat kecurangan, salah satunya terjadi mobilisasi massa untuk tidak menggunakan hak pilihnya.
Ia mencontohkan kasus tersebut terjadi di Sragen, Jawa Tengah yang menurut data kubu Ganjar-Mahfud, tingkat partisipasi pemilihnya sangat rendah hanya 30 persen.
(REDAKSI)