POLITIKAL.ID - Penampakan beras Bulog bergambar stiker Prabowo-Gibran viral di media sosial X.
Diketahui beras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Seharusnya, beras Bulog tersebut tidak ada atribut pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu.
Oleh sebab itu, stiker Prabowo-Gibran yang terpampang di kemasan beras Bulog mendapat sorotan dari berbagai pihak.
Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka mengaku tidak tahu viralnya foto dan pemberitaan tersebut.
Namun Gibran berjanji akan mengurus dan menindaklanjuti kabar itu.
"Stiker Beras Bulog dengan stiker Prabowo-Gibran? Di mana itu? Tempatnya di mana? Saya urus, saya cari ya, kan tidak boleh bagi beras. Akan saya tindaklanjuti, nanti saya cari," kata Gibran.
Wakil Presiden, Ma'ruf Amin juga ikut mengomentari foto beras Bulog yang ditempel stiker Prabowo-Gibran.
Menurut Wapres, persoalan tersebut menjadi ranah Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI.
Ia meminta Bawaslu menyelidiki isu dugaan politisasi beras bantuan sosial (bansos) yang justru jadi sarana kampanye Pilpres 2024.
"Saya kira kalau masalah-masalah yang berkaitan dengan Pemilu atau kampanye supaya disampaikan kepada Bawaslu saja. Biar nanti Bawaslu yang memberikan (keputusan), apakah ada pelanggaran atau tidak," ucap Ma'ruf, ujar Wapres Ma'ruf Amin, Jumat (26/1/2024).
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto membantah ada Capres-Cawapres yang memanfaatkan bansos pemerintah untuk kampanye Pilpres 2024.
"Kalau bansos semuanya program pemerintah. Tidak ada program salah satu paslon pun yang menggunakan bansosnya pemerintah, tidak ada," ujar Airlangga Hartarto.
Terpisah, Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurti memastikan atribut paslon yang muncul di kemasan beras, bukan berasal dari Bulog.
Bulog, kata dia, hanya menempelkan label Badan Pangan Nasional dan Bulog di kemasan beras untuk bansos.
"Dari Bulog tidak ada atribut apa pun," ungkapnya.
Sedangkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga tidak pernah melihat maupun menempelkan logo lain di beras selain logo Bapanas dan Bulog untuk penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
"Tidak ada logo lain selain logo kami (Bapanas) sama Bulog. Itu biar tahu berasnya punya kita," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi.
Ia menyadari sulitnya mengawasi beras yang telah disalurkan kepada masyarakat.
Namun ia enggan menuduh pihak tertentu yang memanfaatkan bansos ini.
"Kan kita tidak tahu dibeli siapa saja, jadi memang agak sulit mengaturnya kalau sudah di masyarakat, tapi yang pasti kami tidak ada memuat stiker yang lain," ucapnya.
(REDAKSI)