POLITIKAL.ID - Sorotan tajam diberikan warganet kepada cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka terhadap lawan debatnya cawapres nomor urut 3, Prof. Mahfud MD di debat keempat pilpres 2024 .
Gibran dianggap merendahkan lawan debatnya pada debat cawapres (21/1/2024).Salah satu kata yang mencuat di media sosial X adalah "songong," yang diposting lebih dari 30 ribu kali oleh netizen.
Dalam KBBI, kata "songong" diartikan sebagai sikap sombong atau angkuh.
Gibran diberi julukan ini terkait dengan gestur celingak-celinguknya saat berhadapan dengan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, yang kemudian menjadi trending topic di media sosial X.
Sejumlah netizen mengecam sikap Gibran sebagai tidak etis dan merendahkan lawan debatnya.
Mereka menganggap bahwa sikap "songong" yang ditunjukkan oleh Gibran sangat tidak pantas, terutama di panggung debat yang seharusnya menjadi forum beradab untuk menyampaikan ide dan visi-misi.
Menanggapi perdebatan yang memanas tersebut, sebagian besar netizen mengekspresikan rasa geram terhadap tingkah laku Gibran dan mempopulerkan kata "songong" sebagai cara untuk menggambarkan sikapnya yang dianggap merendahkan.
Seorang warga bahkan menyebut tindakan itu seharusnya tidak dilakukan oleh seorang calon wakil presiden, karena dapat menimbulkan kesan merendahkan lawan debat.
Ketua Tim Kemenangan Nasional (TKN) Fanta, Arief Rosyid, memberikan penjelasan terkait sikap Gibran.
Menurutnya, gestur dan gimik yang ditunjukkan oleh Gibran adalah bagian dari politainment atau politik entertainment.
Arief berpendapat bahwa Gibran bertujuan membuat suasana debat menjadi lebih santai dan menghindari ketegangan seperti pada debat sebelumnya
Warganet menilai bahwa seorang calon wakil presiden seharusnya menunjukkan sikap yang lebih bijak dan etis, terlepas dari niat baik untuk meramaikan suasana.
Kesantunan dan adab dalam berdebat seharusnya menjadi perhatian utama, agar pemilih tidak kecewa dan calon pemimpin tidak menjadi pribadi yang tercela di mata masyarakat.
Dalam konteks politik, adab debat sangat penting untuk membangun citra positif dan meyakinkan pemilih.
Kesopanan dan sikap saling menghormati antarcalon dapat menciptakan lingkungan politik yang sehat dan memberikan kesan bahwa setiap calon siap untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai pemimpin dengan penuh integritas.
(Redaksi)