POLITIKAL.ID - Kabar beredarnya pemerintah pusat akan menyewa 1.000 unit mobil mewah untuk moda transportasi bagi tamu negara VVIP pada perayaan HUT ke-79 Republik Indonesia (RI) dengan cepat dibantah Istana Negara.
Melalui Menteri Sekretaris Negara, Pratikno menjelaskan kalau kabar tentang pemerintah yang akan menyewa mobil mewah jenis Toyota Alphard senilai Rp 25 juta per hari tidaklah benar.
“Dan kita besok enggak akan menggunakan itu kan, kita akan menggunakan bus," kata Pratikno di Kantor Kemensetneg, Jakarta.
Pemerintah dijelaskannya, mengutamakan bus sebagai transportasi. Pemerintah juga meminta kerja sama pemerintah setempat untuk pengadaan armada yang harganya sesuai kebutuhan.
Selain itu, sebagian undangan upacara di IKN adalah warga sekitar. Dengan demikian, tak perlu banyak fasilitas transportasi yang disediakan.
"Bersama-sama berkolaborasi agar apa yang dibutuhkan dalam proses detik-detik proklamasi itu bisa tercukupi," tuturnya.
Kendati demikian Pratikno mengaku tak ingat jumlah unit bus yang bakal disewa, berikut tak hafal berapa anggaran yang disiapkan untuk penyelenggaraan upacara di IKN.
Meski Pratikno membantah, namun Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyebut jika harga sewa mobil mewah itu masih lumrah dilakukan. Sebab jika rencana tersebut benar direalisasikan, maka menurut Moeldoko hal tersbut masih masuk akal.
"Kalau untuk national day atau hari kemerdekaan menurut saya enggak ada yang mahal. Karena itu adalah hari kita," kata dia di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/8).
Kendati demikian menurutnya, bukan berarti peringatan HUT RI di Kaltim menggunakan anggaran yang sewenang-wenang. Ia mengklaim semuanya masih dalam kontrol pemerintah.
Di samping itu Moeldoko tak memungkiri adanya kenaikan harga sewa kendaraan dan juga tarif penginapan di hotel. Namun, ia menilai momentum itu hanya terjadi di beberapa kesempatan saja.
Upacara HUT RI di IKN adalah situasi khusus dan dia berharap masyarakat bisa memaklumi, terlebih fasilitas di IKN masih terbatas.
"Case (kasus) di sana (IKN) adalah situasional yang mana semua penuh keterbatasan, akomodasi terbatas. Sehingga ada saya dengar harga hotel juga cukup mahal. Hal yang wajar lah," ujarnya.
(tim redaksi)