Jumat, 22 November 2024

Pemilu 2024

Jokowi Sering Diminta Ikut Kampanye Psi, Pengamat Sebut Sudah Tinggalkan PDIP

Selasa, 30 Januari 2024 8:21

Jokowi dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

POLITIKAL.ID - Presiden Jokowi memberi pengakuan soal rencana turun gunung kampanye jelang Pilpres dan Pemilu 2024.

Jokowi terang-terangan menyebut sering diminta ikut kampanye Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Pemilu 2024.

Permintaan itu disampaikan langsung anak bungsunya yang juga Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep.

"Oh iya, saya sudah diajak bolak-balik," ujar Jokowi usai makan bareng Prabowo Subianto di Magelang, Jawa Tengah, Senin (29/1/2024).

Di sisi lain Jokowi enggan menjelaskan lebih lanjut soal ajakan tersebut.

Ia hanya menegaskan sebagai Presiden boleh memihak dan kampanye sesuai UU Pemilu.

"Tapi sekali lagi, saya menyampaikan ketentuan undang-undang saja, Undang-Undang Pemilu saja, (kok) sudah ramai ya," ujar Jokowi.

Kaesang Pangarep sebelumnya juga mengaku mengajak Jokowi untuk berkampanye bersama PSI.

Namun hingga sekarang belum ada izin cuti yang dikirimkan Presiden Jokowi ke Istana.

Pengamat sebut Jokowi sudah tinggalkan PDIP

Sementara itu Pengamat Politik Universitas Al-azhar Indonesia Ujang Komarudin menganalisa, Presiden Jokowi sebenarnya sudah meninggalkan PDIP.

Ini berkaitan dengan keberadaan putra bungsunya, Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI.

"Saya sih melihat kalau PSI itu partainya Jokowi dari dulu. Walaupun Jokowinya masih jadi kader PDIP," kata Ujang Komaruddin, mengutip JPNN.com, Senin (29/1/2024).

"Kalau saya boleh mengatakan ya kalau meninggalkan PDIP sekarang itu secara de facto sudah meninggalkan PDIP walaupun secara de jure belum mengundurkan diri," tambahnya.

Ujang berpendapat, Jokowi tidak perlu lagi mendeklarasikan diri bergabung dengan PSI.

Pasalnya, perilaku dan arah politik, Presiden Jokowi sudah mengarah ke PSI.

"Jadi kalau saya melihat Jokowi merapat ke PSI, enggak perlu merapat Jokowi mah sekarang ini bisa kendalikan partai-partai masih jadi presiden bisa mengendalikan Golkar, PAN dan sebagainya," ujarnya.

Namun Ujang menilai Jokowi akan rugi jika bergabung dengan PSI, lantaran partai pimpinan Kaesang itu belum masuk ke parlemen.

Saat ini, kata Ujang, Presiden Jokowi hanya menjadi mentor dan mengawasi PSI melalui Kaesang.

"Kalau mengatakan Kaesang bahwa pelatih sedang memberikan arahan ya artinya Jokowi tidak mesti harus masuk PSI tapi memantau, mengontrol, mengawasi, mementori PSI tanpa perlu bergabung dengan PSI karena di situ sidah ada anaknya sudah cukup Kesang menjadi ketua umum," ungkap Ujang.

(REDAKSI)

Tag berita:
Berita terkait