POLITIKAL.ID - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendorong kadernya Ketua DPD PKS Kota Depok Imam Budi Hartono untuk maju sebagai calon Wali Kota Depok di Pilkada 2024.
"SK dari DPP PKS sudah saya terima, jadi diamanahkan saya untuk maju Pilkada 2024," kata Imam, Rabu, 17 April 2024.
Ditanya SK tersebut untuk maju sebagai wali kota atau wakil wali kota, Imam menegaskan bahwa dirinya mendapat SK untuk calon wali kota.
"Untuk D-1 iya," kata dia.
Imam pun menyebut jika Wali Kota Depok saat ini, Mohammad Idris, telah mendukung dirinya maju di pemilihan wali kota. Ia mengatakan Idris adalah PKS. Bahkan, kata dia, saat wawancara Idris menggunakan baju oranye yang identik dengan partai tersebut.
"Beliau kan didukung 3 periode (1 periode wakil wali kota dan 2 periode wali kota) oleh PKS, ketua dewan PKS dan istrinya juga jadi caleg DPRD Provinsi Jawa Barat," ucap Imam,
Sebelumnya, Mohammad Idris saat ditanya apakah melakukan cawe-cawe ke Sekretaris Daerah atau Sekda Kota Depok Supian Suri, Idris mengatakan hal itu terbalik.
"Enggak terbalik, saya justru cawe-cawe wakil wali kota," ucap Idris.
Rekam jejak Imam Budi Hartono
Dikutip dari Tempo, Imam Budi Hartono merupakan politikus yang lahir di Jakarta, 8 Agustus 1968. Ia merupakan anak dari Sugiman dan Sadati. Atas pernikahannya dengan Etty Maryati Salim, keduanya dikaruniai 5 anak.
Imam menempuh pendidikan dasarnya di SD Muhammadiyah XII Jakarta dari 1975 sampai 1981. Kemudian meneruskan jenjang sekolah menengah di SMP Negeri 58 Jakarta hingga 1984 dan SMA Negeri 3 Jakarta hingga 1987. Ia kemudian melanjutkan studi di Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Saat menjadi mahasiswa, Imam menyambi sebagai pengajar di STM Pancoran Mas dan SMA Hang Tuah. Ia juga menjadi seorang aktivis yang terlibat aktif di berbagai organisasi religius. Bahkan, Imam diajak oleh rekannya untuk bergabung sebagai kader Partai Keadilan, partai berbasis Islam di masa awal Reformasi. Hal tersebut menjadi cikal bakal Imam masuk dalam politik praktis.
Imam kemudian menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok dari Fraksi Madani pada 1999. Ia juga menduduki kursi pimpinan Fraksi PKS sebagai ketua dari 1999 sampai 2009.
Dilansir dari Antara, Imam memimpin PKS Kota Depok sejak dibentuk pertama kalinya pada 1999 sampai 2000. Kemudian, ia terpilih untuk kedua kalinya secara tidak berturut-turut sebagai Ketua DPD PKS Kota Depok sejak 28 Desember 2020, menggantikan Hafid Nasir.
Imam sempat terlibat kontroversi dalam kontestasi Pilkada Depok 2020. Saat itu. Calon Wakil Wali Kota Depok Afifah Alia merasa dilecehkan secara verbal oleh Imam.
Peristiwa yang diklaim secara sepihak terjadi pada saat kedua pasangan calon melakukan tes kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, pada 8 September 2020. Namun, Imam membantah adanya ujaran yang mengarah kepada pelecehan.
Ia mengklarifikasi bahwa ucapannya terpotong sehingga menurutnya mengubah makna kalimat.
Dikatakannya 'kalau berdua saya jawab saya bisa sekamar sama Afifah, cucu saya', tetapi Imam mengira Afifah Alia tidak mendengar kalimat tersebut. Hal ini dikonfirmasi oleh Mohammad Idris, calon Wali Kota Depok, yang saat itu berada di lokasi.
Afifah merasa trauma atas kejadian tersebut yang membuat dirinya tidak mau mengirim atau mendapatkan pesan WhatsApp dari Imam. Afifah yakin bahwa Imam tidak mempunyai cucu yang bernama Afifah sehingga Imam dianggap benar-benar melecehkan dirinya. Akhirnya, Imam pun meminta maaf kepada Afifah.
Pada Desember 2022, Imam kembali membuat kontroversi. Saat itu, ia membuat sayembara ucapan terima kasih kepada Pemerintah Kota Depok. Menurutnya, masyarakat merasa puas akan kinerja pemerintah Kota Depok dan perlu diekspresikan melalui rekaman video.
(Redaksi)