Jumat, 22 November 2024

Suku Bunga Naik, Sri Mulyani Sindir Bankir Menari di atas Penderitaan Masyarakat

Senin, 9 Januari 2023 20:29

FORUM– Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam CEO Banking Forum di Jakarta (09/01/2023). / Foto: Kemnkeu

POLITIKAL.ID - Menteri Keuangan, Sri Mulyani sindir bankir menari diatas pnederitaan semua orang. Persoalannya, suku bunga yang tinggi tentu akan turut mengerek suku bunga kredit perbankan.
 
"Kalau bicara tentang interest rate (suku bunga) naik, Anda sebetulnya malah menari-nari di atas penderitaan semua orang! Saya beda sekali kalau bicara tentang kenaikan suku bunga, Anda kayaknya wajahnya malah lebih bahagia gitu," ungkap Sri Mulyani di depan para bankir dalam acara CEO Banking Forum, Senin (9/1).

"Selama ibu masih bisa mengelola dan menstabilkan ekonomi, interest rate naik, it's fine with us, ibu. Gitu kan?" imbuhnya.

Jika Menkeu menjaga perekonomian melalui APBN, Bank diharapkan mampu menjaga ekonomi di bidang sektor keuangan, mengingat peranannya di sektor ini sangat dominan.

“Naik turun, sehat tidak sehat ekonomi kita, sangat bergantung kepada perbankan hari ini 2023. Jadi kalau saya juga menjaga APBN, tolong jaga bank anda secara baik-baik,” ungkap Menkeu dalam CEO Banking Forum di Jakarta, Senin (09/01). 
Meski begitu, Menkeu mengungkapkan, kenaikan suku bunga tidak otomatis menaikkan suku bunga perbankan. Sebab, secara keseluruhan, suku bunga yang tinggi akan berdampak terhadap kegiatan ekonomi.
 
Lebih lanjut, Sri Mulyani berharap, para bankir belajar dari berbagai fenomena yang terjadi di tahun 2022 untuk menghadapi ketidakpastian di 2023
 
"Anda akan better equipped melihat yang disebut extraordinary situation. Anda akan jauh lebih baik dalam menyiapkan situasi yang kadang-kadang tidak biasa. Saya berharap 2023 ini seluruh bankir meng-equip dirinya meskipun 2022 dalam situasi yang tidak biasa," pungkasnya.

Suku Bunga BI Naik Lagi, Bagaimana Dampaknya ke KPR?

Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps atau 0,25 persen menjadi 5,5 persen di Desember 2022. Keputusan bank sentral tersebut berdampak pada iklim investasi hingga cicilan KPR naik.
 
Ekonom INDEF Eko Listiyanto menyebut bahwa suku bunga KPR akan mengalami kenaikan, terutama untuk KPR sistem mengambang bebas. Ia mengatakan tingkat kenaikannya akan disesuaikan dengan kenaikan suku bunga BI.
 
"Kalau sistem bunga itu biasanya floating atau mengikuti suku bunga, kenaikan ini akan berpengaruh untuk konsumen karena suku bunga pinjam kredit akan naik semua, termasuk KPR," tutur Eko ketika dikutip di kumparan, Kamis, (17/11).

Dihubungi terpisah, Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky menyebut kenaikan tingkat suku bunga akan diikuti dengan permintaan kredit yang berkurang. Namun, setiap bank belum tentu menaikkan KPR demi menjaga jumlah permintaan kredit.
 
“Terkait KPR juga seharusnya menurun demand kreditnya, namun seberapa cepat bank akan berbeda-beda setiap bank. Pertimbangan bank untuk hold kenaikan KPR adalah menjaga demand kredit agar tetap meningkat,” ujar Riefky.

 
Senada, Executive Director Segara Institute, Piter Abdullah menyebut kenaikan suku bunga kredit seperti KPR akan naik mengikuti tingkat bunga BI. Namun ia mengatakan kenaikan tersebut tidak akan terlalu tinggi.
 
Piter juga menyebutkan kenaikan pada suku bunga kredit pada bank-bank umum tidak akan langsung terjadi, ia menyebutkan bank umum cenderung melihat terlebih dahulu tren kebijakan suku bunga ke depannya agar kondisi ekonomi tidak semakin terpuruk.
 
“Perlu waktu (kenaikan suku bunga kredit bank), tidak serta merta. Kalaupun naik, tidak akan besar. Suku bunga acuan BI 5,25 persen, itu masih dalam kategori rendah. Satu masa pernah sampai 6 sampai 8 persen,” kata Piter.

(Redaksi) 

 

Tag berita: