Sabtu, 23 November 2024

Tak Punya Biaya, Balita Samarinda Alami Penyakit Benjolan di Kepala

Kamis, 23 Juli 2020 1:14

IST

POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Sultan Putra Yudistira, balita berusia lima bulan anak dari pasangan suamk istri (Pasutri) Wahyudi dan Emilia hanya bisa terbaring lemah di kasur kecil.

Meski usia beranjak lima bulan, dimana anak seusianya bisa belajar tiarap, namun untuk sultan, hal itu tidak bisa di lakukannya.

Benjolan besar berupa cairan di belakang kepala membuat balita malang ini hanya bisa terbaring lemah.

Emilia sang ibu menuturkan, Sultan merupakan anak ketiga dari tiga saudara. Dari diagnosa dokter Sultan mengidap penyakit yang bernama miniongkel yakni cairan yang tumbuh di luar kepala.

Selama masa kehamilan hingga mendekati hari kelahiran Emilia tidak mendapati hal aneh. Terlebih dirinya selalu rutin hal memeriksakan kandunganya.

"Selama hamil saya rutin periksa hingga USG. Sampai Sultan lahir tidak ada yang aneh. Tapi memang ada sedikit benjolan di belakang kepalanya saat itu," kata Emilia ditemui dikediamannya, di Jalan Proklamasi VI, RT 53, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang, Kamis (22/7/2020).

Emilia menganggap benjolan kecil adalah tanda lahir yang biasa didapat bayi. Namun seiring tumbuh kembangnya Sultan, benjolan tersebut juga kian membesar hingga saat ini.

Upaya untuk mengobati putra kesayangannya itu pun sudah dilakukan. Namun karena keterbatasan ekonomi Emilia dan Wahyudi tak dapat berbuat banyak.

Keduanya hanya bisa membawa memeriksa dan mengobati Sultan ke dokter umum biasa. Padahal melihat kondisi Sultan, balita malang ini harus dioperasi.

Ditengah kesulitan dan keputusasaan akan kesehatan Sultan, ditambah lagi masa pendemi covid-19 yang menyulitkan kedua pasangan suami istri ini hanya bisa pasrah sembari berusaha mencari bantuan agar putranya bisa tangani tim medis dengan baik.

Harapan itu pun sedikit terbuka saat sejumlah komunitas hingga relawan yang peduli dengan kondisi putranya datang memberi bantuan.

Komunitas Ampas Kopi yang anggota banyak diisi pengamen jalanan dan mengumpulkan dana untuk membantu pengobatan. Dengan dana yang terkumpul, Sultan sudah menjalani operasi sebanyak satu kali.

"Alhamdulillah kami mendapat bantuan dari relawan. Saat datang memang meminta untuk ditindak lanjuti agar Sultan dibawa ke rumah sakit. Jadi waktu itu langsung di lakukan operasi tahap pertama," ungkap Emilia.

Meski sudah dilakukan operasi, namun tak serta-merta benjolan kepala Sultan hilang begitu saja.

Tim dokter yang mengangani tidak berani mengambil resiko untuk mengangkat seluruhnya benjolan tersebut lantaran Sultan masih terlalu kecil. Hal ini berisiko pada diri Sultan sendiri.

"Kata dokter tidak bisa mengangkat operasi langsung, karna ada sebagian otak aktif yang keluar, sebagian juga saraf dan resiko juga buat bayi yang masih berusia sangat muda " Jelas Emilia.

Disaat melihat keadaan Sultan di kediamannya, bantuan datang dari Komunitas Ampas Kopi yang di wakili Rudy Kompeng, berharap bantuan yang di berikannya sedikit banyak mampu meringankan beban dari pihak keluarga untuk pengobatan.

"Ini adalah bantuan dari Ampas Kopi yang kedua dari hasil kami semua mengamen beberapa hari. Dana ini sengaja kami kumpulkan untuk membantu adik kami sultan. Saya beserta anggota berharap adik kita Sultan bisa sehat dan normal seperti anak lain seumurannya," harap Rudy.

Meski telah mendapat bantuan dari berbagai relawan serta komunitas dan intansi terkait, namun pihak keluarga masih berharap agar Pemerintah Kota Samarinda, dapat turun tangan membantu untuk proses pengobatan, lantaran dalam pengangkatan cairan di perlukan proses operasi secara bertahap.

( Redaksi Politikal - 001 )

Tag berita:
Berita terkait