Senin, 20 Mei 2024

Pilpres 2024

Terungkap Alasan Psi Ingin Jokowi Pimpin Koalisi Permanen Parpol Pendukung Prabowo-Gibran

Selasa, 19 Maret 2024 16:52

Jokowi dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

POLITIKAL.ID - Presiden Jokowi diusulkan memimpin koalisi permanen yang berisi partai politik pendukung Prabowo-Gibran pada periode pemerintahan mendatang.

Wacana ini disuarakan Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jeffrie Geovanie yang menilai Indonesia masih membutuhkan peran Jokowi setelah masa bakti sang Presiden berakhir.

Usut punya usut, usulan pembentukan koalisi permanen Prabowo-Gibran ini mengadopsi dari fenomena yang terjadi di Malaysia dengan Barisan Nasional-nya.

Menurut Jeffrie, Presiden Jokowi perlu menjadi pemimpin dalam koalisi permanen, yang nantinya koalisi ini terhubung pada level partai tingkat pusat hingga daerah.

"Saya berkali-kali bilang sama tokoh, penting kita lahirkan sebuah konsep koalisi permanen yang bisa kita tiru nama seperti Barisan Nasional di Malaysia. Atau kita bisa pakai nama Barisan Rakyat," ujar Jeffrie Geovanie beberapa waktu lalu di kanal YouTube Podcast Zulfan Lindan Unpacking.

Ia mengklaim koalisi ini nantinya berbeda dengan yang selama ini terjadi di Indonesia.

Menurut Jeffrie, cara ini bisa meminimalisir praktik politik transaksional dalam pemilihan kepala daerah.

Nantinya koalisi akan menggelar konvensi untuk mengusung calon mereka masing-masing.

"Nah dugaan saya akan banyak nanti pilkada di mana pemenang konvensi barisan nasional ini pemenang pilkada. Kenapa? Karena dia didukung oleh majority kekuatan nasional," ungkap Jeffrie Geovanie.

Koalisi permanen, kata Jeffrie, nantinya akan menjadi kekuatan politik Prabowo-Gibran dalam memimpin Indonesia dan bisa menyentuh hingga ke tingkat daerah.

Bos PSI ini meyakini gagasan tersebut akan membawa Indonesia maju di 2045.

"Karena oposisi enggak cukup kursinya, keuntungannya buat Prabowo-Gibran dari level tertinggi hingga kabupaten kota sejalan. Jadi 2045 jadi bangsa besar dan maju," ujarnya.

Gagasan ini, kata Jeffrie Geovanie, bisa dipelopori terlebih dulu oleh partai-partai besar dan perlu menyisakan satu atau dua parpol yang menjadi oposisi.

Nantinya, Jokowi bisa menjadi pemimpin koalisi. Dia menganggap Jokowi memiliki potensi lantaran pengalamannya teruji di bidang politik dan pemerintahan.

Apalagi Jokowi memulai karier dari bawah sebagai Wali Kota, Gubernur, dan kemudian Presiden.

"Pak Jokowi masih orang muda. Dia punya pengalaman panjang, ya ideal kalau dia tetap kakinya terlibat di politik Indonesia, tapi bukan format jadi eksekutor tapi policy lah," ungkapnya.

(REDAKSI)

Tag berita:
Berita terkait