Jumat, 22 November 2024

Wagub Sulut Steven Kandouw Sebar Hoaks saat Kampanye PDIP, Kini Tak Berkutik Minta Maaf ke Prabowo dan Gerindra

Selasa, 16 Januari 2024 22:47

Wagub Sulut Steven Kandouw dan Prabowo Subianto

POLITIKAL.ID - Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw tak berkutik setelah video orasinya dalam kampanye terbatas PDIP di Taman Cita Waya, Langowan, Minahasa, Sabtu (13/1/2024) beredar luas di medsos.

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPD PDIP Sulut itu sempat menyebarkan hoaks soal Patung Schwarz yang ada di Langowan, Kabupaten Minahasa.

Patung tokoh penginjil di Minahasa itu dianggap bukan pemberian Prabowo Subianto, melainkan dibangung Olly Dondokambey yang juga Gubernur Sulut dan Ketua DPP PDIP.

Setelah video orasinya viral, belakangan Steven Kandouw meminta maaf kepada Prabowo Subianto dan Gerindra atas tindakannya.

Permintaan maaf ini dilakukan setelah Steven Kandouw dilaporkan ke Bawaslu buntut penyebaran hoaks dalam kampanye PDIP tersebut.

"Dari lubuk hati terdalam, tidak dipaksakan, tetapi kesadaran pribadi, saya mau sampaikan kepada sahabat-sahabat, saudara-saudara di Langowan, TKD Prabowo-Gibran, termasuk keluarga besar Maengkom-Sigar, permohonan maaf sebesar-besarnya," kata Steven Kandouw.

Ia menyadari kata-kata dalam orasinya telah menyinggung dan membuat pihak lain tidak nyaman.

"Sekali lagi saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya," ungkapnya.

Seperti diketahui, Patung Schwarz yang berada di Langowan merupakan pemberian Prabowo Subianto pada 2 Desember 2021.

Dilansir berbagai sumber, Prabowo Subianto mengeluarkan uang sekira Rp5 Miliar dalam pembuatan patung tersebut. 
Uang tersebut belum termasuk dengan biaya pengiriman dan distribusi hingga pemasangan patung.

Patung ikon penginjil di Minahasa Raya itu menjadi saksi perjalanan ajaran Kristen di Minahasa.

Sementara itu, Steven Kandouw berharap Pemilu 2024 bisa berjalan dengan baik.

Sebagai Wagub Sulut ia turut bertanggungjawab menciptakan suasana yang kondusif selama gelaran Pemilu 2024.

"Walau berbeda afiliasi politik, beda partai, beda capres dan cawapres, kita harus berbesar hati bahwa kedamaian, harmoni harus menjadi yang prioritas," ungkap Ketua Bappilu PDIP Sulut ini.

(REDAKSI)

Tag berita:
Berita terkait