Jumat, 22 November 2024

Amerika Serikat-China Semakin Memanas, Australia Bakal Alami "Pukulan Fatal"

Selasa, 26 Mei 2020 0:55

Ilustrasi bendera nasional Amerika Serikat, Australia dan China. Foto/Global Research

Pemerintah China telah berulang kali menuduh AS mendorong "Perang Dingin" baru, yang semakin memicu prospek perang dagang antara kedua negara.

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menuduh pemerintahan Trump berusaha untuk "mengubah China" dan mencegah meningkatnya kekuatan super dari modernisasi.

"China tidak punya niat untuk berubah, apalagi mengganti Amerika Serikat," katanya, Minggu. "Sudah waktunya bagi Amerika Serikat untuk melepaskan angan-angannya untuk mengubah China dan menghentikan 1,4 miliar orang dalam perjalanan bersejarah mereka menuju modernisasi."

Dengan referensi yang tidak terlalu halus kepada Presiden AS Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Michael Pompeo—yang telah berulang kali menyatakan Partai Komunis China adalah ancaman bagi dunia—Wang Yi mengatakan serangan politik AS terhadap China terkait dengan virus corona dan masalah perdagangan global sedang menyandera hubungan China-AS. "Dan mendorong kedua negara kita ke ambang Perang Dingin baru," ujar Wang Yi.

"Upaya berbahaya ini untuk membalikkan kemauan sejarah guna membatalkan buah dari kerja sama China-AS yang telah berlangsung selama beberapa dekade, meredam prospek pembangunan Amerika sendiri, dan membahayakan stabilitas dan kemakmuran dunia," kata Wang Yi.

Perseteruan tentang perdagangan telah meningkat ketika ekonomi dunia jatuh akibat pandemi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

AS, yang angka kematian akibat Covid-19 mendekati 100.000 jiwa, sedang berusaha untuk menyalahkan Partai Komunis China. Sedangkan Beijing mengatakan pemerintahan Trump berusaha mencegah China menjadi kekuatan global.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait