Menurut dia, kader-kader seperti itu sejak awal memang tidak berniat menjadi kader PDIP.
Ia menyebut orang-orang seperti itu sebagai oportunis dan hanya memanfaatkan status PDIP sebagai salah satu partai terbesar di Indonesia.
"Menurut saya itu bukannya kader, itu oportunis, hanya mencari keuntungan bagi dirinya sendiri untuk masuk sebuah organisasi, apalagi parpol," ujar Mega.
"Yang mereka lihat, 'oh ini rakyat pada senang sama PDIP' saya enggak butuh orang seperti itu. Semua yang neken [keputusan] saya, bukan sekjen," kata dia menambahkan.
Mega menegaskan, PDIP tidak membutuhkan kader seperti itu.
Menurut dia, kader PDIP harus tetap memiliki semangat juang, meski tidak diusung dalam Pilkada 2020.
"Yang saya butuh, yang namanya dari kader-kader PDIP punya jiwa raga, punya fighting spirit," pungkas Mega.