"Karena di dalam berita tersebut seakan-akan Andi Harun dalam hal ini pernah jadi tersangka dari sebuah kasus di tahun 2006," ujar Andi Asran Siri kepada awak media, Senin (2/11/2020).
Perihal adanya black campaign jelang hari-hari pencoblosan pun ikut dijelaskan Profesor Sarosa Hamongpranoto, Guru Besar di Universitas Mulawarman Samarinda.
Melalui sambungan telepon pada Selasa (3/11/2020), Sarosa sampaikan bahwa publik sudah pintar menilai dan membedakan akan serangan untuk menjatuhkan lawan.
"Memang usaha untuk menjatuhkan lawan itu ada.
Sebenarnya, yang saya inginkan, politik itu dilakukan dengan santun.
Jangan sampai mencederai seseorang, apalagi sampai pada fitnah.
Menyerang pribadi, itu secara etika tidak bagus.
Saya kira, publik juga bisa menilai (mana kritik pada program, dan mana yang menjurus fitnah). Itu kelihatan, sangat kelihatan," ujarnya.
Ia pun mengamini, jika pola serangan yang dilakukan menjurus fitnah itu, malah menjadi tolak ukur ketidakdewasaan pihak yang melakukan serangan.