"Importir yang langsung mengambil dari luar negeri. Kebanyakan dari China, Korea dan Amerika. Tapi kita seringnya ambil dari China dan Amerika, untuk Korea kita tidak pernah order," tambahnya.
Sesuai anjuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Didi menuturkan ia juga telah mengikuti aturan penurunan harga alat rapid tes. Yakni paling murah dipatok dengan harga 95 ribu including ongkir.
"Sesuai rekomendasi, 95 ribu sudah bisa kita kirimkan, dan itu untuk sekali tes saja, rapid tes dari luar juga harganya turun. Sebenarnya kita bersyukur karena kebijakan tersebut sebenarnya," tuturnya.
Untuk klinik dan rumah sakit yang rutin mengambil alat rapid tes di tempatnya ialah Rumah Sakit IA Moies, Klinik Islamic, Rumah Sakit Jiwa Atma Husada Mahakam, Klinik GRS, dan Apotek Sahabat.
"Tarifnya bisa dimargin sendiri dari dokter yang melakukan praktek, tapi kita menjual dari harga 95 ribu tadi," tandasnya.
Dalam waktu sepekan, perusahaan dapat mengirim 20 box ke klinik atau rumah sakit yang sudah melakukan kerjasama.
Baik yang ada di Samarinda atau di luar kota. Selain itu, alat pelindung diri (APD) seperti masker dan sarung tangan juga turut disuplai dari oleh perusahaan.
"Paling sering order Kota Sangatta sama Bontang, hampir 30 box tiap bulan, dari April. Tapi paling banyak Juni ini bisa lebih dari 30 box ordernya," tutupnya. ( Redaksi Politikal - 001 )