POLITIKAL.ID - Jurnalis senior Indonesia sekaligus kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Panda Nababan ungkap ada orang dekat Presiden Jokowi yang justru terkesan menutup-nutupi korupsi.
Ia mulanya menceritakan itu dengan memulai adanya pertemuan antara Presiden Joko Widodo bersama dengan ratusan pejabat kepolisian yang dikumpulkan di Istana Negara.
Saat itu, dikatakan Panda Nababan, pertemuan itu berjalan khusyuk dengan tak diperbolehkannya pejabat kepolisian mengakses handphone, serta membawa tongkat komando.
Inti pertemuan Presiden Jokowi dan pejabat kepolisian adalah untuk menekankan agar para pejabat kepolisian untuk tidak menglorifikasi kekayaan dan gaya hidup bermewah-mewahan.
Dilansir dari Pojoknegeri.com kata Panda, pesan dari Presiden Joko Widodo kepada ratusan pejabat kepolisian itu, ironisnya tak sampai kepada institusi lain, seperti misalnya Beacukai dan Pajak.
Terbukti dengan adanya kasus-kasus terkait dengan kekayaan para pejabat di Dirjen Pajak dan Beacukai yang sedang ramai belakangan ini.
"Dianggap institusi Beacukai dan Pajak dan lain, gak ada urusan mereka, Partial saja, Buktinya apa, terjadi yang terakhir ini, " kata Panda Nababan dalam Podcast Total Politik, berjudul "Panda Nababan Ungkap Orang-Orang Dekat Jokowi Yang Tutupi Korupsi", dilihat Senin (13/3/2023).
Dilanjutkan Panda Nababan, tak ada keteladanan yang muncul dari pembantu-pembantu presiden, untuk kampanye di internal institusi.
Semangat anti korupsi dari para pembantu-pembantu presiden yang dinilainya tak muncul.
"Yang paling efektif itu keteladanan," ujarnya.
"Selama periode Jokowi, siapalah tokoh-tokoh yang tampil menjadi teladan? Terus terang tidak terasa," ujarnya.
Orang di lingkaran Jokowi, dikatakan Panda tak bahu membahu untuk memunculkan sosok keteladanan pada internal institusi masing-masing.
"Orang malah ada pembantunya mengatakan, janganlah keseringan OTT. Janganlah ini," kata Panda.
Dia pun menceritakan pengalamannya bahwa pernah memberi tahu kepada pembantu presiden akan adanya sosok menteri yang tinggal menerima uang, dan dimaksud Panda untuk dijebak dan diberitahu ke KPK.
Namun, jawaban pembantu presiden itu berkata hal yang justru dirasa sikapnya bertolak belakang dengan upaya pemberantasan korupsi.
"Saya kasih tahu ke dia (pembantu presiden), beritahu ke Presiden Jokowi, ada menteri yang saya tahu tinggal menerima uang. Sudah diatur tempatnya di mana mau menyerahkan uang. Tahu pembantu presiden ngomong ke saya? Sudah lah bang, itu kan setoran dia buat ketua partainya. Paling juga 10 - 20 M. Ini pembantu dekatnya Jokowi,. Punya sikap seperti itu, Jadi saya tak heran maraknya korupsi ini, karena tidak adanya keteladanan. Tidak adanya campaign semangat untuk itu," katanya.
(redaksi)