Sorak sorai dan tepuk tangan menggema setiap kali timnas Indonesia melakukan serangan atau bertahan dari gempuran tim lawan. Emosi bercampur adrenalin, membuat suasana nobar semakin hidup. Layar besar di Videotron menjadi saksi bisu euforia yang terjadi di tengah malam itu.
Di tengah hiruk pikuk nobar, terpancar rasa bangga dan haru dari para suporter. Mereka berharap Timnas Indonesia U-23 dapat meraih hasil terbaik di turnamen ini dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Dan benar saja, ketika tembakan terakhir Pratama Arhan pada babak adu penalti gagal dibendung kiper Baek Jong-bum, euforia pecah untuk kemenangan Indonesia dengan skor 11-10 di babak adu penalti, setelah bermain imbang 2-2 hingga babak extra time. Kemenangan tersebut mengantar Indonesia melaju ke semifinal dan tinggal selangkah untuk memastikan tiket ke Olimpiade Paris 2024.
Di Simpang Empat Pendopo Bupati Kukar, kemenangan Indonesia disambut dengan riuh rendah suara meriah. Kemenangan ini bukan hanya kemenangan di lapangan, tapi juga kemenangan bagi semangat kolektif yang telah menyatukan ribuan hati di Tenggarong.
Ketika fajar menyingsing, kerumunan mulai bubar. Namun, kenangan akan malam penuh semangat itu akan terus hidup dalam ingatan mereka. Nobar Timnas Indonesia U-23 vs Korea Selatan ini menjadi momen tak terlupakan bagi para pecinta sepak bola di Kukar. Semangat dan rasa persatuan yang ditunjukkan para suporter menjadi bukti bahwa sepak bola bukan hanya sekadar olahraga, tetapi juga pemersatu bangsa dan pembangkit rasa nasionalisme.
(Redaksi)