POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Inggris resmi keluar dari blok Uni Eropa pada Jumat malam setelah tiga tahun referendum dan negosiasi panjang Brexit.
Kepergian Inggris mengakhiri pertikaian politik selama bertahun-tahun yang telah mengorbankan Theresa May, kemudian diteruskan PM Boris Johnson yang membuat parlemen Inggris dikuasai mayoritas Konservatif terbesar sejak tahun-tahun Margaret Thatcher.
Inggris adalah negara pertama yang menarik diri dari Uni Eropa dalam sejarahnya dan menutup bab 47 tahun keanggotaan negara itu di blok pascaperang, dikutip dari CNN, 1 Februari 2020.
Nigel Farage, yang secara luas dianggap sebagai arsitek Brexit, mengungkapkan kesenangannya ketika Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa.
Di Lapangan Parlemen London saat beberapa menit hitung mundur perpisahan Inggris, Farage menggambarkan Brexit dan referendum 2016 sebagai mandat demokrasi terbesar yang pernah ada di Inggris.
"Kita berhasil, kita berhasil!!" dia berteriak kepada ribuan orang yang telah berkumpul untuk merayakan momen itu.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara dalam pidato yang direkam sebelumnya, menyerukan negara itu untuk merayakan fajar baru kemerdekaan dan berjanji untuk memenuhi janji Brexit.
Apa selanjutnya?
Inggris telah menyusun ketentuan keluarnya dari Uni Eropa ketika Perdana Menteri Boris Johnson menegosiasikan kembali kesepakatan Brexit dengan Brussels milik Theresa May, dan meminta anggota parlemen untuk mengesahkannya setelah kemenangan bersejarah dalam pemilu dini.
Dikenal sebagai perjanjian penarikan, kesepakatan menetapkan undang-undang perceraian yang akan dibayarkan Inggris saat ia pergi, serta perlindungan bagi warga negara Uni Eropa yang tinggal di Inggris, pengaturan bea cukai untuk Irlandia Utara dan ketentuan-ketentuan periode transisi, dikutip dari Sky News.
Sekarang Boris Johnson harus menyelesaikan hubungan masa depan Inggris dengan Uni Eropa, yang mencakup bidang-bidang seperti perdagangan dan keamanan.
PM Johnson memiliki hingga akhir Desember untuk menegosiasikan ini.
Saat itulah hubungan baru Inggris dengan Brussels dijadwalkan mulai berlaku.
Hingga saat itu, Inggris akan berada di masa transisi.
Apa periode transisi?
Inggris secara resmi telah meninggalkan Uni Eropa, tetapi Inggris akan terus mengikuti aturan dan peraturan Uni Eropa untuk jangka waktu terbatas.
Jadi intinya, semuanya tetap dalam situasi yang sama.