"Efek Jokowi ini begitu terasa di PSI, karena getol mengasosiasikan sebagai partainya Jokowi. Tidak bisa kita nafikan bahwa faktor Jokowi begitu dominan mempengaruhi efek elektoral PSI," tambah Yohan Wahyu.
Sebelum Kaesang Pangarep menjadi Ketua Umum PSI, survei partai berlambang mawar itu rata-rata hampir 1 persen, bahkan di bawah satu persen.
Tetapi sejak PSI mengasosiasikan sebagai Partai Jokowi, partai bernomor 15 itu langsung melesat.
"Ini terbukti di hasil hitung cepat kita, kalau dibandingkan dengan partai non parlemen yang sudah ada dan partai-partai pendatang baru, PSI relatif lebih tinggi," ucapnya.
Sementara itu, Pakar Psikologi Politik UI, Hamdi Muluk sepakat dengan prediksi tersebut.
Menurutnya, dalam budaya politik Indonesia, partai sangat terbantu dengan keberadaan sosok atau tokoh panutan.
Di PSI, Jokowi-lah yang menjadi patron mendongkrak perolehan suara.