Pasalnya, angka ekspor RI ke EU hanya 20% dan konsumsi terbanyak dari dalam negeri.
Senada dengan Moelyon Soesilo, Wakil Ketua Umum III Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Pranoto Soenarto juga menyebutkan EUDR tidak begitu berdampak seiring dengan tingginya konsumsi dalam negeri.
Namun pasar ekspor tetap didorong seiring dengan upaya meningkatkan produksi dalam negeri.
Selain itu, naiknya permintaan kopi di Asia Tenggara (ASEAN) dan Timur Tengah menjadi alternatif ekspor kopi Indonesia di pasar global. (*)