Menurutnya dari segi pelayanan di Pelabuhan Samarinda memang dianggap kurang layak. Gedung terminal pelabuhan seakan tidak memiliki fungsi yang nyata dalam penerapannya.
"Para penumpang juga terpaksa menunggu antrean masuk di dalam gudang yang telah diatur sedemikian rupa agar terlihat sedikit lebih layak,"ujarnya.
AH menjelaskan, proyek relokasi pelabuhan sangat dibutuhkan. Namun, juga membutuhkan anggaran yang cukup besar.
"Biaya relokasi itu sangat besar. Makanya kita coba lakukan pembicaraan dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) termasuk juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam hal ini Pelindo," jelasnya.
Andi Harun melanjutkan, jika Pelindo sangat menyetujui rencana proyek itu.
Tetapi semua tak berjalan mulus. Beberapa batu sandungan turut muncul dan menghambat proses rencana relokasi tersebut.
"Setelah kita membicarakan dengan kementerian terkait lainnya. Ada sedikit problem. Pemerintah itu punya program prioritas seperti IKN." katanya.