Rabu, 23 Oktober 2024

Pilpres 2024, Seberapa Besar Nyali Ganjar Tinggalkan PDIP Demi Capres

Minggu, 21 November 2021 20:13

Politikus PDIP Ganjar Pranowo/ tirto.id

POLITIKAL.ID - Ganjar Pranowo terus memimpin bursa calon presiden di berbagai survei. Kendati demikian saat ini PDIP saat ini masih membuka peluang besar untuk mengusung Puan Maharani di capres 2024. Terkait hal ini berbagai pengamat mulai menghitung peluang Ganjar pindah partai demi maju calon presiden 2024. Elektabilitas Ganjar merajai sejumlah survei. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Mei 2021 menempatkan Ganjar di urutan pertama, mengalahkan Prabowo hingga Anies Baswedan. Survei Politika Research & Consulting (PRC) pada Oktober 2021 menempatkan Ganjar di urutan kedua dengan elektabilitas 20,5 persen. Ganjar hanya kalah 0,6 persen dari Prabowo Subianto. Indikator Politik Indonesia juga mengungkap data serupa. Elektabilitas Ganjar naik dari 13 persen di April 2021 menjadi 20,8 persen di Agustus 2021. Peningkatan elektabilitas terjadi usai Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto menyatakan partainya enggan mendukung Ganjar. Saat itu, Bambang menyatakan PDIP akan mengusung Puan sebagai cawapres di 2024. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Jati berpendapat Ganjar mungkin saja hengkang dari PDIP jika tak mendapat dukungan di Pilpres 2024. Ganjar, kata dia, sangat mungkin menang meski tanpa dukungan PDIP. Hanya saja, Wasisto melihat manuver itu tak akan dilakukan Ganjar dalam waktu dekat. Menurutnya, Ganjar akan menunggu hingga masa jabatan di Jawa Tengah berakhir. "Kemungkinan Ganjar pindah partai itu besar sebetulnya. Tentu sebagai politikus yang habis masa jabatannya tentu ingin jabatan yang lebih tinggi," kata Wasisto Wasisto melihat Pemilu 2024 akan jadi kontestasi yang sangat pragmatis. Partai politik akan mengincar kandidat populer untuk mengatrol perolehan suara mereka di pemilihan legislatif. Ia berpendapat Ganjar akan diburu partai politik lain jika tak didukung PDIP. Wasisto menyebut Golkar punya peluang paling besar. Selain punya modal suara besar, Golkar punya DNA yang sama dengan Ganjar, yaitu pengalaman di birokrasi pemerintahan. "Menurut saya, Ganjar diam saja pasti akan dicari partai politik," ujarnya. Dihubungi terpisah, pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi melihat ada kemungkinan Ganjar pindah partai jika Partai Banteng ngotot mengusung Puan Maharani. Asrinaldi melihat Ganjar sekarang sedang menjaga momentum. Menurutnya, Ganjar akan bermanuver di ujung masa jabatannya di Jawa Tengah. "Kalau dia bilang oke saja dicalonkan partai lain, pasti dibunuh karier politiknya. Setelah dia berakhir jabatan gubernurnya, di situ dia akan jaga momentum itu," ucap Asrinaldi Rugi PDIP Asrinaldi berpendapat PDIP akan merugi jika tidak mengusung Ganjar di Pilpres 2024. Pasalnya, elektabilitas Ganjar terlalu menjanjikan untuk memastikan kemenangan ketiga PDIP di pemilu. Dia menilai PDIP akan mendapat efek ekor jas jika mendorong Ganjar sebagai capres. Elektabilitas PDIP, ucapnya, akan terkatrol oleh popularitas Ganjar. "Seandainya Ganjar keluar, diusung Partai Golkar atau Nasdem, orang akan mengidentikkan Ganjar dengan Golkar atau Nasdem. Ini harus dipikirkan oleh PDIP," ucap Asrinaldi. Wasisto menyampaikan PDIP harus memutuskan apakah akan memaksakan dukungan ke Puan atau memastikan kemenangan di 2024. Jika kemenangan jadi tujuan PDIP, Wasisto menyebut Ganjar adalah opsi terbaik saat ini. "Kalau kehilangan Ganjar, kerugian besar PDIP. Di internal PDIP belum ada kader sepopuler Ganjar saat ini. Tentu untuk bisa berkuasa ketiga kali, PDIP perlu usung kader populer," tuturnya.(*)Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia dengan judul "Ukur Nyali Ganjar Tinggalkan Kandang Banteng demi Pilpres 2024". https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211122095414-32-724241/ukur-nyali-ganjar-tinggalkan-kandang-banteng-demi-pilpres-2024.
Tag berita:
Berita terkait