Meski demikian, Nuryati mencatat adanya tantangan dalam produksi, seperti terbatasnya pasokan listrik dan bahan baku. Namun, semangat masyarakat untuk mengembangkan produk cokelat tetap tinggi.
Kerjasama antara PT MHU, Yayasan Peduli Desa Nusantara Madani, dan Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) turut memperkuat Rumah Cokelat.
Yayasan memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk mengolah kakao menjadi produk cokelat kemasan yang siap dipasarkan.
Anggota DPRD Kaltim, Muhammad Samsun, menegaskan dukungannya untuk UMKM seperti Rumah Cokelat.
"Kami siap mendukung penuh pedagang UMKM, khususnya di Desa Lung Anai. Harapannya, produk cokelat ini bisa mendunia," tuturnya.
Dengan dukungan pemerintah daerah, DPRD, dan pihak swasta, Rumah Cokelat diharapkan mampu menjadi ikon ekonomi baru di Kalimantan Timur.
Langkah ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, tetapi juga memperkuat posisi kakao Kaltim di pasar nasional dan internasional.
"Kami optimis bahwa Rumah Cokelat dapat menjadi contoh pengelolaan sumber daya lokal yang inovatif, berdaya saing, dan berkelanjutan," pungkas Samsun. (adv/dprdkaltim)